Tim Maluku, “Peneliti Belia” Memborong Medali Emas dalam Kompetisi Internasional IYSC 2025 di Bali untuk Kategori Economic Research
Semuanya bermula dari proses pembentukan peneliti muda atau dalam istilah yang digunakan sebagai "Peneliti Belia" yang ternyata dalam beberapa tahun belakangan ini sudah dilakukan oleh satu lembaga dan secara mandiri oleh dua orang profesor asal Maluku yang memiliki panggilan dalam meningkatkan Pendidikan di Maluku dan Maluku Utara.
Sebelumnya, dalam proses penjaringan telah dilakukan serangkaian kompetisi secara lokal. Seperti kompetisi ketiga, sebenarnya sudah dirancang sejak bulan Oktover 2024 namun karena adanya kesibukan Sidang Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) maka acara tersebut ditunda pelaksanaan hingga bulan Maret tahun 2025.
Alhasil dari keseluruhan proses di tingkat lokal ini, juga menghadirkan para pakar dan peneliti dari luar negeri, telah tersaring 7 tim untuk berlaga di kompetisi tingkat dunia yaitu International Youth Science Competition (IYSC) 2025 yang diadakan dari tanggal 19-23 Juni 2025 di Pulau Dewata, Bali . Dengan pilihan kategori “Economic Research”. Adapun kegiatan ini laksanakan atas kerjasama IYSA (International Youth Science Association) dengan Universitas Warmadewa Bali sebagai penyelenggara.
Dan memang terbukti, pada kompetisi di Bali tersebut, untuk kategori yang dipilih, seluruh tim ini memborong 6 medali emas dan 1 medali perak. Disamping penghargaan bergengsi lainnya.
Adapun persiapan, hingga seluruh pembiayaan untuk mengikuti proses kompetisi ini didukung sepenuhnya oleh YPPK Dr. JB Sitanala yang merupakan sebuah Yayasan Pembinaan dan Pendidikan Kristen tertua di Maluku.
YPPK Dr. J.B.Sitanala telah menyelenggarakan kompetisi peneliti belia sejak tahun 2022. Keberadaan YPPK Dr.J.B. Sitanala adalah bagian tak terpisahkan dari kiprah gereja tertua di Indonesia dan di Maluku dalam panggilan kesaksiannya di dunia pendidikan yaitu Gereja Protestan Maluku (GPM). Yang saat ini akbat pemisahan provinsi maka rentang kendali pelayanan dan kesaksian gereja dengan YPPK Dr. Sitanala berada di Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Untuk itu dalam kompetisi di bulan Maret 2025 di Ambon, hadir juga sekolah-sekolah YPPK Dr. J.B Sitanala dari Provinsi Maluku Utara.
Mengapa karegori “Economic Rsearch” dipilih, sementara terdapat hingga 10 kategori Science Research. Menurut Prof. Mercy, salah satu mentor penting dalam menyiapkan peneliti belia Maluku, menjelaskan bahwa 7 tim yang mengikuti kompetisi di Bali ini adalah peneliti belia yang bebar-benar sudah teruji dan dipersiapkan sebelumnya dengan matang. Karena untuk proyek "Economic Research" dalam proses selama ini dilakukan secara lokal, menujukan kemampuan peneliti belia menghasilkan hasil penelitian ilmiah yang menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi dan terbarukan.
Pilihan kategori inipun telah melalui berbagai evaluasi dan berbagai pertimbangan baik dari dua mentor utama serta masukan dari beberapa profesor dari luar negeri yang turut menguji para peneliti belia ini dalam tahapan kompetisi sebelumnya di Kota Ambon.
Sebagai salah satu contoh, tim peneliti belia dari SMA Rehoboth YPPK Dr.J.B Sitanala Ambon mempublikasi hasil risetnya di Bali yaitu pembuatan yogurt dengan gandaria dan tepung biji cempedak sebagai kandungan karbohidratnya. Judul riset dari Alnesia A.P. Patty dan Liyan S.A.Aunalal yaitu Concentration Effect on Gandaria Sap ( Bouea macrophylia Griff) on the Organoleptic Quality of Yogurt from Cempedak ( Artocarpus champenden) Seed Milk Using Hedonic Test.
Apa yang dapat kita pelajari dari kiprah YPPK Dr.J.B.Sitanala bahwa sebuah lompatan besar dimulai dari langkah kecil yang konsisten, disemaikan , bertumbuh dan bekembang ke tahapan berikutnya. Jika secara konsisten dan berkelanjutan ditangani serius atau dikelola secara profesional menjadi sebuah upaya nyata untuk melahirkan peneliti-peneliti muda di berbagai tempat di Indonesia. Hal ini seperti yang telah penulis singgung dalam tulisan sebelumnya dengan judul "Upaya Mewujudkan Peneliti Muda, Pilar Inovasi Sains di Era Revolusi Industri 5.0".
BISF, I30 dan IYBC
Setelah tiba dan bergabung dengan tim YPPK Dr. J.B.Sitanala di Bali pada tanggal 18 Juni 2025 maka Prof. Elim terus melakukan koresponden berita dan gambar day by day dari kegiatan tersebut dengan harapan, penulis akan mempublikasikan di Kompasiana.
Untuk itu ada baiknya penulis memberi gambaran kegiatan International Youth Science Competition 2025 di Bali dari tanggal 19-23 Juni 2025.
International Youth Science Competition (IYSC) 2025 pada kenyataannya mewadahi tiga ajang kompetisi Internasional bersamaan yaitu yaitu BISF (Bali International Science Fair). Ajang BISF berfokus pada bidang sains dan penelitian ilmiah. Kemudian I3O singkatan dari International Innovation and Invention Olympiade yaitu ajang kompetisi inovasi dan penemuan dari berbagai bidang serta IYBC atau International Young Business Competition yaitu ajang kompetisi untuk ide-ide bisnis kreatif dari para pemuda. Nah ! di IYBC 2025 inilah 7 Tim Peneliti Belia dari YPPK Dr.J.B SItanala dari Provinsi Maluku berlaga dan mengikuti penjurian dalam kategori Economic Reaserch.
Penulis akan melakukan tulisan lanjutan untuk memberikan gambaran bahwa dalam ketiga ajang Internasional tersebut menjadi wadah bagi generasi muda untuk menampilkan inovasi dan ide-ide kreatif di berbagai bidang seperti sains, teknologi, lingkungan, pendidikan, dan bisnis. Untuk tahun 2025, Universitas “Unggulan” Warmadewa (Unwar) di Denpasar Bali, kembali didapuk menjadi tuan rumah penyelengaraan untuk ketiga kalinya.
Kompetisi IYSC 2025 diselenggarakan dalam format hybrid, memadukan presentasi langsung di venue dan siaran langsung dan presentasi secara daring melalui platform resmi IYSC (Zoom + YouTube Livestream).
Peserta dapat memilih untuk hadir secara fisik atau menyampaikan karya mereka secara virtual. Format ini memungkinkan inklusi lebih besar dari peserta global, termasuk negara-negara berkembang.
6 Emas, 1 Perak dan 4 Special Award
Tidak ada hasil yang akan mengkhianati sebuah proses kerja keras demikian kata sebuah ungkapan bijak. Dari arena Penutupan International Youth Science Competition di Ruang Auditorium Universitas Warmadewa Denpassar Bali, Minggu, 22 Juni 2022 petang kemarin, Prof. Elim membagikan foto, video dan kebahagian yang luar biasa sebagai seorang promotor yang mendampingi 7 Tim YPPK Dr. J.B.Sitanala pada kompetisi demikian besar.
Kompetisi ini diikuti 16 negara yaitu Turkmenistan, Malaysia, Rumania, Thailand, Malyasia, Korea Selatan, Vietnam, Bangladesh, India, Kazakhstan, Turki, Hongkong, Amerika Serikat, Kongo-Kinshasa, Afrika Selatan, Meksiko dan tuan rumah Indonesia. Penjurian secara daring/online telah dilakukan sejak 11 Juni 2025 dan ada 204 tim yang mengikuti sedangkan yang hadir secara offline di Bali sejumlah 81 tim dari 5 negara yaitu Malaysia, Vietnam, Bangladesh Meksiko dan Indonesia.
Adapun 7 Tim Peneliti Belia YPPK Dr. J.B.Sitanala asal Maluku mewakili Indonesia, berhasil dengan gemilang memborong 6 medali emas dan 1 medali perak. Hal ini menjadikan Tim Maluku dari Indonesia dikukuhkan sebagai peraih medali terbanyak untuk kategori Economic Research disamping penghargaan lainnya yang diperoleh dalam kategori Special Award.
Suatu kebanggaan tersendiri yang dapat dikemukakan bahwa ke 7 Tim (ada yang mandiri dan kelompok) berhasil menjuarai kompetisi ini, namun uniknya mereka bukan berasal dari sekolah-sekolah negeri yang menduduki peringkat teratas di Maluku khususnya di Kota Ambon. Mereka berasal dari sekolah swasta baik yang masih menempuh pendidikan SD, SMP hingga SMA Swasta di Kota Ambon dan beberapa kabupaten.
Untuk mengikuti kompetisi ini, mereka didukung secara penuh oleh YPPK Dr J.B Sitanala yang adalah sebuah Yayasan Pembinaan dan Pendidikan Kristen yang menaungi sejumlah sekolah dari tingakatan TK.SD,SMP.SMA/K di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Inilah hasil perolehan medali yang diperoleh 7 Tim YPPK Dr.J.B.Sitanala yang sangat membanggakan sekaligus menjadi harapan bagi upaya kebangkitan provinsi kepulauan terbesar di Indonesia dengan menghadirkan budaya riset dan inovasi dalam mengejar ketertinggalan mulai dari melahirkan Peneliti Belia.
1. Kailany Gaspersz dan Gwen Gomies - SD Kristen Rehoboth, YPPK Dr. J.B. Sitanala, Kota Ambon. Judul riset : Fever Reducing Liquid from chive Leaf Extract (Allium Schoenoprasum L) mendapatkan GOLD MEDAL.
2. .Justin Imanuel Parsin dan Quinnetha Virgin Bothmir - SMP Kristen 1 Dobo, YPPK Dr. J.B. Sitanala, Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru. Judul riset : Liquid Deterjent Manufacture from Kayu Linga Extract (Colubrina gomarmeti ), mendapatkan GOLD MEDAL.
3. Puan Stanza Areta Somarwane - SMP Kristen Kusu-Kusu Sereh, YPPK Dr. J.B. Sitanala, Kota Ambon. Judul riset : High Quality Breadfruit Flour (Artocarpus Altilis) as a Healthy Snack to Reduce Blood Sugar Pressure, mendapatkan GOLD MEDAL.
4. Alnesia. A. P. Patty dan Liyan. S. A. Aunalal - SMA Kristen Rehoboth YPPK Dr. J.B. Sitanala Kota Ambon. Judul riset : Concentration Effect of Gandaria (Bouea macrophylla Griff) on the Organoleptic Quality of Yogurt from Cempedak (Artocarpus champenden) Seed Milk Using Hedonic Test, mendapatkan GOLD MEDAL.
5. Ellexia Delima Maspaitella dan Marlin Tipurwata - SMA Kristen Rehoboth YPPK Dr. J.B. Sitanala, Kota Ambon. Judul Riset : Wound Healing Medicine from Blended Influence of Gandaria (Bouea macrophylla Griff.) and Aloe Vera, mendapatkan GOLD MEDAL.
6. Hana Krisyena Sorey - SMA Kristen Trana TNS, YPPK Dr. J.B. Sitanala, Kabupaten Maluku Tengah. Judul riset : Facial Wash from Virgin Coconut Oil Using Coconut Shell, mendapatkan SILVER MEDAL.
7. Nadila Bilha, Lusi Rangkoratat dan Ferdinan - SMA Kristen Saumlaki, YPPK Dr. J.B. Sitanala, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Judul riset : Processing Moringa (Moringa oleifera) Leaves as Stunting Prevention Candy for Childeren Aged 5 Year and Under (Toddlers), mendapatkan GOLD MEDAL.
Untuk kategori Special Award atau penghargaan khusus adalah sebagai berikut :
1. IYSA Grand Prize : SMA Kristen Rehoboth YPPK Dr. J.B. Sitanala Kota Ambon atas nama Ellexia Delima Maspaitella dan Martin Tipurwata.
2. MYSO Special Award : SD Kristen Rehoboth YPPK Dr.J.B Sitanala atas nama Kailanny Gaspersz dan Gwenn Gomies.
3. IYSA Semi Grand Award : SMA Saumlaki YPPK Dr.J.B.Sitanala Kabupaten Kepulauan Tanimbar atas nama Nadila Bilha Lusi Rangkoratat dan Ferdinan Masihin.
4. MICA Special Award : SMP Kusu-kusu Sereh YPPK Dr.J.B.Sitanala Kota Ambon atas nama Puan Stanza Areta Somarwane.
Mentoring
Dalam sambungan telepon bersama Prof. Mercy berujar, setelah mereka ditetapkan sebagai juara dan dipersiapkan ke Bali, “siang malam kami menghabiskan waktu bersama mereka di Learning Center YPPK Dr. J.B. Sitanala kadang harus lewat zoom” ujarnya dalam wawancara via telepon.
Adapun Prof. Mercy, walupun tidak bisa hadir di Bali karena ada penugasan kampus ke Saumlaki tetapi beliau tetap menjadi corespondent author bagi Prof. Elim terhadap penyiapan terakhir materi Hanna Krisyena Sorey siswa SMA Kristen Trana Kecamatan Teon Nila Serua, yang baru dituntaskan ketika tiba di Bali untuk di submit ke Jurnal International Nature Springer.
Penulis sempat bertanya, ini harus presentasi dalam bahasa Inggris Yach? bagaimana adik-adik kita, oh kalau di tim ada yang kurang lancar maka diberikan kesempatan bagi yang fasih, sambung Prof.Mercy. Sambil kelakar penulis berkata kalau gitu yang berani tampil sendiri pasti Inggris baik yach. Iya jawaban beliau. Lagi-lagi Prof. Mercy menyampaikan bukan saja kemampuan bahasa tetapi struktur penulisan jurnal yang berstandar International kami latih, tapi puji Tuhan mereka sangat semangat mau belajar dan bekerja ekstra.
Tim yang selama ini dipimpin oleh dua punggawa bergelar profesor dari Universitas Pattimura Ambon - Maluku, yaitu Profesor Hendry Izaac Elim, Ph.D, yang adalah seorang ilmuwan fisika kelas dunia, khususnya di bidang Nano Sains dan Nano Teknologi dan Profesor Dr. Pamela Mercy Papilaya, M.Pd seorang profesor yang kepakarannya dalam dunia kependidikan khusus kurikulum pada ilmu biologi. Pada pundak mereka berdualah, lahir sebuah harapan dari timur Indonesia. Melihat etos kerja dan pengabdian tanpa menyerah dari kedua profesor ini adalah panggilan hati yang tulus dan luhur tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Teringat perjumpaan penulis di Laboratorium Elim Advance Technology (EAT) di Kampus Pattimura Poka pada bulan Juni 2024, penulis sempat menyampaikan pertanyaan dari Presiden ke 7 Jokowi “Apa yang harus di buat untuk mengakselerasi ketertinggalan Maluku?”. Hari ini perasaan lega boleh berbuncah bahwa dari Maluku, kami siap menantang perubahan global dengan membangun budaya riset dan inovasi sejak dini atau usia belia, demi mengejar ketertinggalan dengan mengolah alam yang Tuhan berikan dalam koneksi global dan kolaborasi. Maluku harus bangkit!!!!
Panggilan Kolaborasi untuk Visi Indonesia Emas
Bagi pemerintah pusat dan khususnya daerah, kami memahami beban berat ada di pundak anda untuk menyelesaikan berbagai masalah dan menyelesaikannya di Maluku agar maju dan mandiri.
Untuk itu generasi muda Maluku jangan dilupakan untuk merangsang mereka menjadi unggul dalam ilmu pengetahuan, bermoral, menjaga budaya dan etika, terutama ajaran agama.
Seperti kata pepatah banyak jalan ke Roma, dengan kerja baik dengan semua pihak, berikan ruang dan kesempaan bagi gen-z yang kita kenal kini, memiliki ruang dan kesempatan untuk meraih cita-cita mereka dengan bekal pendidikan yang inovatif untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang sangat cepat.
Pendidikan tidak harus dengan materi dan kebutuhan infrastrutur yang berlebihan atau muluk-muluk, dengan berkolaborasi berbagai pihak, meringankan beban anggaran pendidikan di Maluku. Tetap untuk menghargai para pendidik di Maluku, para mentor yang terpanggil yang dapat berkontribusi kepada daerah khususnya dengan cermat mengelola secara komprehensip masalah pendidikan di Maluku agar adil dan merata.
Generasi ini, ditangan merekalah masa depan Maluku ditentukan, termasuk mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas pada ulang Tahun RI ke 100 di tahun 2045.
Semoga…
Salam Terobosan (LL)
Sumber: Wawancara dua punggawa perintis yang terjun langsung mengawal dan mempersiapakan Tim Maluku yang berasal dari Universitas Pattimura Ambon - Maluku, yaitu Profesor Hendry Izaac Elim, Ph.D, yang adalah seorang ilmuwan fisika kelas dunia, khususnya di bidang Nano Sains dan Nano Teknologi dan Profesor Dr. Pamela Mercy Papilaya, M.Pd seorang Pakar IImu Kependidikan dan Biologi serta beberapa peserta yang mengikuti kompetisi ini.
#Maluku Bangkit #Indonesia Jaya #Indonesia Emas 2045 #Sains dan Inovasi #Peneliti Belia #Archipelago Diamond
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI