Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Inasua TNS, Warisan Budaya Tak Benda Maluku

8 April 2023   14:56 Diperbarui: 10 April 2023   19:01 4175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inasua ditambahkan irisan bawang,cabai dan kemangi oleh Masyarakat Teon Nila Serua ( dok.pribadi)

Tabel 2.1. Daftar Karya Budaya Provinsi Maluku Utara yang sudah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia ( sumber : www.kemdikbud.go.id)
Tabel 2.1. Daftar Karya Budaya Provinsi Maluku Utara yang sudah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia ( sumber : www.kemdikbud.go.id)

Tabel 2.2. Daftar Karya Budaya Provinsi Maluku Utara yang sudah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia ( sumber : www.kemdikbud.go.id)
Tabel 2.2. Daftar Karya Budaya Provinsi Maluku Utara yang sudah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia ( sumber : www.kemdikbud.go.id)

Inasua

Inasua telah didaftarkan sebagai Warisan Budaya Takbenda dengan Nomor registrasi 201500287 pada urutan produk budaya ke 287 di Indonesia pada tahun 2015 oleh Pemerintah Provinsi Maluku.

Inasua merupakan sebuah kemahiran dan kerajinan tradisional asal Masyarakat Teon Nila Serua (TNS) Kabupten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Inasua terdiri dari 2 kata yaitu “ina” arinya ikan dan “sua” artinya garam. Sebuah kearifan lokal dalam melakukan pengawetan ikan dengan menggunakan garam atau nira.

Adapun cara pembuatannya yaitu ikan hasil tangkapan dicuci dan dibersihkan. Kemudian dipotong dengan ukuran tertentu kemudian digarami selama 2-3 hari, setelah itu akan dibuang airnya. Selanjutnya ikan diletakan pada wadah yang bersih serta ditaburi garam dan ditutup rapat untuk penyimpanan.

Hasil fermentasi yang disebut inasua adalah ikan asin basah dan bisa bertahan atau disimpan dalam waktu lama. Masyarakat Pulau Teon, Pulau Nila dan Pulau Serua menetap pada gugusan pulau kecil vulkanik di tengah Laut Banda sehingga jika musim timur, laut bergelora mengakibatkan nelayan tidak bisa melaut. Saat itulah inasua sebagai makanan cadangan.

Selain itu masyarakat TNS pada masa lampau terkenal sebagai pelaut ulung. Dengan perahu layar buatannya mereka membawa hasil laut maupun lahan untuk dijual di Ambon. Sehingga tempat berlabuhnya perahu-perahu TNS di Ambon disebut "Pante Sarua" (Pantai Serua). Saat ini kawasan itu lebih dikenal dengan nama "Pantai Losari".

Pada saat berlayar itulah inasua dijadikan perbekalan karena ikan sudah dalam kondisi difermentasi sehingga bisa tahan lama. Selain itu dalam acara-acara adat TNS maka inasua disajikan sebagai menu istimewa.

Cara penyajian inasua yaitu dipotong kecil berbentuk dadu ditambahkan irisan bawang, cabai dan daun kemangi dan disantap bersama singkong atau ubi rebus atau pisang santan.

Pada tahun 2018 penulis telah mendatangi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku di kantor Batu Gajah Ambon. Saat itu berjumpa dengan Kabid Budaya Drs. Ot Lawalatta MSi dan beberapa orang stafnya. Terjadi diskusi dalam upaya mendorong agar Pemprov Maluku mensosialisasi semua karya budaya yang telah di tetapkan oleh negara sebagai sebuah produk diferensiasi yang dapat memiliki nilai ekonomis bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun