Mohon tunggu...
Lestyo Haryanto
Lestyo Haryanto Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pembelajar yang menulis apa saja

Seorang karyawan yang mempunyai hobi menulis. Sebuah tulisan baginya adalah cara untuk berbagi dengan orang lain. Ketika orang lain terispirasi dengan tulisan, ia sudah senang dan bahagia. Penulis empat buku solo dan kontributor puluhan antologi berbagai genre.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[P]Ujian, Hati-hati Setidaknya Ada 3 Ujian dalam Sebuah Pujian

27 Agustus 2021   07:16 Diperbarui: 27 Agustus 2021   07:20 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa sih orang di dunia ini yang tidak suka dengan pujian, apalagi kalau kita tahu bahwa pujian yang diberikan oleh orang lain itu sangat tulus. Pujian merupakan salah satu cara bagaimana orang menghargai apa yang diperbuat atau yang dihasilkan orang lain.  Pujian sendiri bisa memberikan efek positif bagi seseorang yang dipuji dan yang memuji karena akan meningkatkan kreativitas dan saling membangun kepercayaan. 

 

Berbicara tentang pujian, aku teringat cuitan kang Maman di twitter beberapa waktu lalu, "Pujian itu Ujian yang bersembunyi di belakang huruf 'P'. Siapa yang bisa melewati keduanya, dia akan naik kelas. Tak seorang pun kuasa menghadangnya karena semesta akan mendukungnya." Suatu cuitan yang sangat menarik untuk direnungkan agar kita tidak larut dalam euforia karena suatu pujian. 

 

Aku mencoba merenungkan dan menjabarkan apa yang dimaksud dengan cuitan Kang Maman itu menurut pemahamanku.  Aku setuju bahwa ada ujian di balik sebuah pujian yang harus dilewati.  Setidaknya aku menemukan 3 ujian di balik sebuah pujian:

 

1. Ujian supaya kita tidak menjadi orang yang sombong.

Sebuah pujian bisa membuat kita membanding-bandingkan kemampuan kita dengan orang lain. Terkadang sebuah pujian membuat kita merasa menjadi orang yang lebih baik dibandingkan orang lain.  Kita merasa bahwa kita diberi kelebihan oleh Tuhan sedangkan orang lain tidak.  Kita merasa bahwa kita bisa memanfaatkan kemampuan dan kesempatan yang ada dibandingkan orang lain. Orang sombong cenderung memandang rendah orang lain, hal ini bisa mengakibatkan hubungan yang kurang baik dengan orang lain. Kita harus menghindari hal ini.

 

2. Ujian supaya kita masih ingat untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.

Kita harus sadar bahwa apa yang terjadi pada diri kita adalah sesuai dengan kehendak Tuhan, termasuk kemampuan yang kita miliki.  Sudah layak dan sewajarnya apabila segala pujian orang lain kepada kita, kita persembahkan kepada-Nya.  Kita harus sadar bahwa tanpa kehendak-Nya semuanya tidak akan terjadi.  Selain itu pujian yang kita terima harus kita syukuri sebagai anugerah-Nya bukan karena kemampuan kita semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun