"Maksudnya Pak," ujar saya lagi.
"Beberapa kali tetangga menawarkan pekerjaan, bantu berjualan, saya tidak memberikan izin. Takut dia berbuat salah malah buat rugi majikannya."
"Oh jadi, sekarang di rumah saja menganggur begitu ya Pak."
"Iya, membantu ibunya di rumah."
Dari pemerintah dapat bantuan selama covid 19, belum pernah. Mendapatkan sembako paling ada dua kali dari tetangga. Percakapan kami terhenti pelanggan kopi, datang. Setelah melayani pembeli kami melanjutkan percakapan, berhubung angkot yang saya tunggu belum datang.
"Berapa harga kopi pergelas Pak?"
"Jika yang seperti kopi ABC, kapal api sekitar tiga ribuan, lain dengan capuccino sekitar empat ribuan."
Termasuk murah menurut saya, kemungkinan besar tidak dipungut pajak oleh manajemen Harvest City. Tidak berapa lama, ada lagi yang datang membeli kopi. Percakapan kami terhenti lagi. Angkot yang saya tunggu juga sudah datang.Â
Semoga kedepannya usaha Pak Budiantoro semakin lancar. Dan bisa menghidupi keluarganya. Itulah hidup. Terkadang kita di bawah terkadang di atas. Seperti pak Budiantoro, dulunya pernah bekerja di perusahaan. Dan jabatan lumayan sehingga mampu membeli rumah. Tetapi sekarang kehidupannya berbalik bahkan makan sehari-hari saja terancam.
Sudah ditulis di blog secangkir kopi bersama
Bekasi, 28 Januari 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI