Ibu,
walaupun engkau tidak aku kenal seperti layaknya seorang ibu yang hangat. Aku tetap mengucapkan terima kasih sudah memberikan aku napas kehidupan. Ibu aku selalu mengenangmu dari cerita keluarga mengenai dirimu engkau adalah ibu yang cantik dan baik hati. Ibu bila kelak anakmu sukses aku pasti mencium pusaramu. Sudah sekian tahun aku belum bisa pulang. Semoga di tahun depan bisa membersihkan pusaramu dari rerumputan yang sangat menggangu.
Ibu aku pasti pulang.
Surat untuk nenek biasa saya panggil Inang Matua disingkat Tua beliau ibu yang terbaik.
Surat untuk nenek.
Tua,
Putrimu mengucapkan terima kasih atas doa dan berkatmu. Lewat mimpi engkau pernah datang memberikan gulungan uang. Pertanda itu adalah doa dan harapan. Kehidupan saya bersama dengan keluarga tercinta tetap baik-baik saja walaupun badai dan goncangan silih berganti.
Hingga saat ini Tua, kehidupan ini tetap berjalan walaupun kadang sering mengalami masa-masa sulit.
Di saat saya terjatuh pasti bangkit lagi. Tidak boleh mengeluh tetap bersyukur walaupun sedang susah. Itu nasihatmu yang hidup.
Terima kasih Tua, atas segalanya, semoga tahun depan saya bisa pulang untuk berziarah ke pusaramu.
Demikian sobat kompasianer, doa ibu sepanjang hayat.
Sudah ditulis di Kaskus