Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Gunung Ciremai 2) Bisikan Genderuwo Kuburan Kuda

30 September 2020   05:29 Diperbarui: 30 September 2020   05:32 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pak Ustadz bisa berhenti dulu, kepalaku pusing," Dodi sambil memegangi kepala sebelah kiri yang terasa sakit, badannya juga lemas.

"Kenapa berhenti Dodi," Ustadz Hasan sambil mengomando teman- teman agar berhenti sebentar.

"Tadi aku tidak sarapan di pos pendaftaran Pak Ustadz," Dodi menjelaskan sambil meringis menahan sakit.

"Oh ya udah, sekarang Dodi makan dulu ya untung di sini masih ada warung," Ustadz Hasan melihat sekeliling ternyata post 1 ada warung. Kami sekalian mengisi jiregen muatan 5 liter untuk persediaan air mendaki gunung.

Tak terasa hari sudah mulai sore, panas matahari mulai memudar kami telah sampai di tengah hutan jam 5 sore, ketua rombongan memutuskan untuk beristirahat. Membuat dua tenda masing-masing tenda ada yang 5 orang dan 6 orang.

Setelah makan malam kami memutuskan untuk tidur sekitar jam 9 malam.

Suasana mencekam semua gelap, aku tidak berani melihat sekeliling takut ada penampakan. Suara jangkrik bersahutan, desahan angin malam sayup- sayup terdengar lembut perlahan menghantar kami ke peraduan.

Tidak ada kejadian aneh malam hari hingga pagi- pagi kami bangun, sholat subuh dan memasak sarapan pagi.

Setelah sarapan siap- siap samid(naik ke puncak) untuk melihat awan dan pemandangan hutan yang indah. Membuat mata segar, alangkah indah ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. Lukisan alam yang kekal.

Perjalanan dari tenda ke puncak gunung ternyata lumayan jauh juga kira-kira 6 jam. Kami berjalan sesuai kekuatan fisik masing-masing. Berpencar jadi 3 kelompok, kelompok pertama ketua rombongan bersama 3 orang, kelompok kedua aku bersama 5 orang dan sisanya 2 orang ketinggalan mereka tidak kuat mendaki gunung akhirnya banyak istirahat. Sesampai di atas gunung semua merasa takjub, kami bertemu dengan rombongan pendaki lainnya.

Semua rombongan sibuk foto-foto bahkan ada juga yang  membuat video. Melihat awan berarak seolah- olah bisa digapai. Sambil istirahat meluruskan kaki, memijat yang pegal- pegal. Menarik napas panjang sambil menghirup udara segar. Sejuknya udara dingin, tak terasa lelahnya ketika kami sudah berada di puncak Gunung Ciremai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun