Teruntuk Ibu Fatmi Sunarya
Maaf jika kurang menariknya puisi ini, karena saya yang masih belajar dan terus belajar.
Semoga diterima dengan baik ya bu.
_______________
SEPASANG MERPATI TUA
Kita adalah sepasang merpati dalam kisah mengupas bola mata
Duka telah mengental dalam darah merona kepiluan
Lama nian kita tak menggangkasa mengantar pesan pada angin peneduh jiwa
Sayap- sayap rindu seolah lengket dalam kepakan cinta
Walau jasad bersemanyam dalam sangkar baja,
tapi jiwa bebas merayap mengisah alur
Menerawang kemana suka tanpa bentangan menghadang kasih
Perihal engkau sejatinya sang petualang
Telapak kaki mengambang di atas cerita tanpa tokoh sebagai pelakon hidup
Dibalik jeruji mungil berkotak persegi,
kita sulam kisah dengan mata sendu melukis cinta
Aku adalah penjantan tangguh berkeruk-koar dalam sangkar asmara
Memuji caramu berlenggang agar kau tertunduk malu dalam aura kesenduan dalam semesta
Tawuran asmara menjauh dalam tataran cinta beraroma rindu
Ikrar telah menjerat kita dalam menguburkan setiap silap yang menyilapkan
Kita adalah sepasang merpati tua
Bercinta mesra dalam batas suci membentangkan literasi
Separuh mata dipicingkan seolah ini permaianan jiwa
Bersama dalam duka merawat kesetiaan pada masa tak pasti
Hanya maut yang tidak mampu kita usir dari lembaran cerita senja
Jika sangkar hidup dicakar sang elang langit, kemana jiwa kugadaikan
Jika kau dipanggil pulang menuruni waktu menepati janji
Aku akan terbang secepat kilat melacak harumnya wangi tubuhmu
Kususur jiwamu menembus aras, karena ku tak mampu menulis cerita hidup tanpa adamu.
Kediri, 24 September 2020
Buah Karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah