Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepasang Merpati Tua

24 September 2020   10:00 Diperbarui: 24 September 2020   12:04 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teruntuk Ibu Fatmi Sunarya
Maaf jika kurang menariknya puisi ini, karena saya yang masih belajar dan terus belajar.
Semoga diterima dengan baik ya bu
.
_______________
SEPASANG MERPATI TUA

Kita adalah sepasang merpati dalam kisah mengupas bola mata
Duka telah mengental dalam darah merona kepiluan
Lama nian kita tak menggangkasa mengantar pesan pada angin peneduh jiwa
Sayap- sayap rindu seolah lengket dalam kepakan cinta

Walau jasad bersemanyam dalam sangkar baja,
tapi jiwa bebas merayap mengisah alur
Menerawang kemana suka tanpa bentangan menghadang kasih
Perihal engkau sejatinya sang petualang
Telapak kaki mengambang di atas cerita tanpa tokoh sebagai pelakon hidup

Dibalik jeruji mungil berkotak persegi,
kita sulam kisah dengan mata sendu melukis cinta
Aku adalah penjantan tangguh berkeruk-koar dalam sangkar asmara
Memuji caramu berlenggang agar kau tertunduk malu dalam aura kesenduan dalam semesta

Tawuran asmara menjauh dalam tataran cinta beraroma rindu
Ikrar telah menjerat kita dalam menguburkan setiap silap yang menyilapkan
Kita adalah sepasang merpati tua
Bercinta mesra dalam batas suci membentangkan literasi

Separuh mata dipicingkan seolah ini permaianan jiwa
Bersama dalam duka merawat kesetiaan pada masa tak pasti
Hanya maut yang tidak mampu kita usir dari lembaran cerita senja
Jika sangkar hidup dicakar sang elang langit, kemana jiwa kugadaikan

Jika kau dipanggil pulang menuruni waktu menepati janji
Aku akan terbang secepat kilat melacak harumnya wangi tubuhmu
Kususur jiwamu menembus aras, karena ku tak mampu menulis cerita hidup tanpa adamu.

Kediri, 24 September 2020
Buah Karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun