Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kota Tarutung dan Aek Sigeaon Dirancang Menuju Destinasi Wisata Eksklusif

7 Oktober 2021   16:06 Diperbarui: 7 Oktober 2021   18:51 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aek Sigeaon yang membelah Kota Tarutung (dok.pribadi) 

Tidak banyak kota yang menyatu dengan  sungai. 

Mungkin masih bisa dihitung jari. Kota Tarutung adalah salah satu kota yang beruntung menyatu dengan sebuah sungai, yang menjadi nilai plus keindahan kota yang terletak dalam sebuah lembah. 

Panoramanya konon tak jauh beda seperti alam pegunungan di Italia atau Swis. Sungai yang dinamakan Aek Sigeaon, diperkirakan sudah ada jauh sebelum kota Tarutung terbentuk. 

Entah sejak berapa ratus tahun silam, hanya sejarah yang tahu persis. Aek Sigeaon tak sekedar aset panorama kota Tarutung. Sejak puluhan tahun atau mungkin ratusan tahun, juga memberi kontribusi untuk kebutuhan masyarakat sekitar. 

Tak terhitung berapa ribu ton pasir digali dari sungai ini, untuk kebutuhan bangunan, dan seberapa banyak orang menikmati laba dari pasir galian ini. Tak terhitung juga seberapa banyak kontribusi air sungai itu dialirkan mengairi pertanian di kawasan Silindung.

Namun, begitulah. 

Pada akhirnya selalu akan ada perubahan, efek kemajuan, atau mungkin akibat ketidakpedulian manusia. Kurun waktu dua dekade terakhir, potret sungai legendaris ini memang tak seperti dulu lagi. 

Permukaan air dari waktu ke waktu makin menurun, seiring menciutnya lebar sungai di beberapa titik. Lalu orang hanya menyebutnya proses alami.

Namun, apa pun masalahnya, Aek Sigeaon masih tetap ada. Airnya setia mengalir dari waktu ke waktu. Begitu juga pasir yang walaupun terkesan semakin berkurang dibanding sebelumnya.

*****
MIMPI DAN RENCANA

Aek Sigeaon menjadi nilai plus kota Tarutung, benar! 

Aek Sigeaon bisa jadi ikon eksklusif dalam konteks  wisata, juga benar. 

Mungkin ada orang pernah berimajinasi atau berandai-andai mengeksploitasi sungai ini untuk memperindah kota, sekaligus menjadikannya sebagai ikon wisata unggulan, menambah ikon-ikon wisata yang ada. Mungkin saja ada bupati yang pernah menjabat di daerah ini pernah terpikir ke sana, namun tidak muncul jadi wacana. Akhirnya angan-angan pupus sendiri seiring perputaran waktu.

Lalu, bagaimana kalau itu satu saat benar-benar jadi realitas.

"Karya besar tidak mustahil jadi kenyataan dengan kesiapan pemerintah daerah,masyarakat dan dukungan pemerintah pusat. Ibaratnya jika pun itu diawali mimpi, kenapa tidak, " ujar Budiman Gultom, Kadis  Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Tapanuli Utara dalam perbincangan di kantornya pekan lalu.

 "Bisa saja orang beranggapan itu cuma mimpi pak bupati, tetapi mimpi bisa jadi nyata jika diwujudkan dengan lobbi-lobbi dan itikad yang didasari  argumen faktual".

Budiman menyebut, beberapa rencana besar Bupati Nikson Nababan saat ini  sedang dirancang Pemkab Taput. Salah satunya Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan Aek Sigeaon". 

Draft gambar sudah dibuat, begitu juga anggaran biayanya. Kementerian PUPR juga sudah merespon gagasan itu, karena dinilai positif. Pembenahan tanggul misalnya, direalisasi bertahap.

Secara garis besar, rencana tersebut berupa penataan Aek Sigeaon dan kawasan sekitarnya, terdiri dari perkantoran, Gedung Sopo Partukkoan, dan pusat perdagangan, yang akan ditata menjadi sebuah kawasan terintegrasi " Mixing Use", meliputi kawasan Pemerintahan, Perdagangan, Pariwisata. Mixing Use adalah penggabungan  satu sama lain terintegrasi menyatu saling mendukung sesuai konsep penataan/pengembangan kota menyeluruh. 

Sungai Sigeaon diprogram sedemikian rupa menjadi obyek wisata air dipadukan dengan ikon wisata lainnya yang ada di sekitar, antara lain Sopo Partukoan, Aek Rara ( air soda Parbubu), Salib Kasih, Air Panas Sipoholon, dan lainnya.

Apabila rencana ini terwujud, Tarutung akan menjadi sebuah Destination Area yang eksklusif di Sumut, bahkan di Indonesia. " Memang ini masih berupa konsep atau rencana, tapi konsep yang  dilengkapi riset mendalam dan terperinci, bagaimana supaya rencana tersebut bisa goal, papar Budiman Gultom.

Sumber lain menyebut, kajian dan DID-nya 2020 sudah diajukan ke pemerintah pusat, karena kewenangan tanggul sungai arahnya pemerintah pusat dan provinsi. Menteri PUPR langsung menyahuti rencana pembenahan tanggul segera direalisasikan.

Rencana tata kota Tarutung dan Aek Sigeaon, didesain sedemikian rupa, menghubungkan satu lokasi dengan lokasi lainnya saling bertautan ( mixing use). Nantinya bakal ada penataan kawasan stadion mini diprogram menjadi "Alun-Alun Rura Silindung", yang terdiri dari lapangan upacara, kegiatan olah raga, pedagang UMKM, dan Ruang Terbuka Hijau ( RTH).

Selain itu nantinya bakal ada Jembatan Pandang, Panggung, Wisata Air, Area Kuliner, Sopo Batak, Tugu Dalihan Natolu, Kios Pedagang Kaki Lima. Dan yang pasti lebih menarik adanya wisata air Aek Sigeaon lengkap dengan dermaga. Diprogramkan ada angkutan air ( perahu/boat) menuju lokasi Air Soda Parbubu, dan menuju Hot Spring Sipoholon. 

Kehadiran perahu wisata di Sungai Sigeaon menjadi sesuatu yang baru, something new, menyemarakkan panorama Silindung seperti kota yang ada di Eropa. Terkait itu, bakal ada pembukaan akses jalan baru misalnya menuju Alun-Alun Rura Silindung, jalan baru menuju pusat pasar Tarutung, dan jalan baru Alun-Alun menjadi satu sumbu dengan Kantor Bupati.

Sigeaon River Park (taman Aek Sigeaon) diproyeksikan menjadi hubungan pariwisata Kota Tarutung, terintegrasi dengan destinasi lainnya: pemandian air panas Sipoholon, airsoda Parbubu, OnanTarutung, Alun-Alun Rura Silindung, dan wisata Salib Kasih yang akan dikembangkan menjadi "Little Bethlehem" (Bethlehem Kecil), serta wisata petualangan lainnya seperti arung jeram Hasak di Aek Situmandi.

Lalu bagaimana dengan kondisi debit air Sigeaon yang diragukan segelintir orang terkait rencana wisata air tersebut.

Debit air di kawasan Sigeaon River Park perlu distabilkan dengan membangun bendungan di wilayah hulu dan hilir dari kawasan penataan, untuk mengontrol debit air sungai. 

Pembangunan bendungan ini, papar Budiman Gultom lebih lanjut, akan dimanfaatkan sebagai destinasi baru sekaligus berfungsi sebagai pelabuhan untuk perahu wisata.

Bupati Taput Nikson Nababan dalam bincang terpisah, menyebut rencana itu bisa saja menuai prokontra, dan mungkin orang menganggap itu sebagai "mimpi". Namun Nikson tidak menutup kemungkinan rencana indah tersebut terealisasi, dengan lobbi   yang terus dilakukan menggedor pengambil keputusan di pusat. " 

Kita tak boleh berdiri menunggu seperti kiper, bila perlu kiper juga bisa berlari ke garis depan menggiring bola mencetak goal, ujarnya berilustrasi. ( Leonardo Ts Simanjuntak )

Budiman Gultom Kadis Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Taput/dokpri
Budiman Gultom Kadis Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Taput/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun