Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Menulis Mutiara Sani Kakaknya Ratna Sarumpaet Syuting "Bulan di Atas Kuburan"

19 Oktober 2018   18:55 Diperbarui: 20 Oktober 2018   07:16 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mutiara tertawa diikuti tawa suaminya Asrul Sani. "Oh apa nanti diterbitkan itu kalau kamu kirim ke suratkabar".

"Ya tak taulah dimuat atau tidak. Tapi apa salahnya kucoba kak."

Perbincangan santai itu pun berlanjut terus. Orang makin ramai berkerumun setelah tahu ada bintang film ada di situ. Ada saja yang nimbrung bertanya ini dan itu. Bahkan tentang perkawinannya dengan Asrul Sani. Perempuan cantik itu menjawab semuanya dengan lugas.

Sementara,aku terus mencatat bagian'bagian yang kuanggap perlu.

***

Sore itu juga kubeli beberapa lembar kertas folio bergaris  dengan sebuah ballpoin yang baru. Aku naik ke kamarku di loteng rumah kami untuk mulai menulis. 


Tanpa oretan konsep aku menulis sesuai pembicaraan dan apa yang sempat kucatat. Awalnya ada keraguan apakah mungkin itu akan diterbitkan koran SIB yang waktu itu sedang melejit dengan tiras terbesar di Sumatera. Keraguan karena aku belum pernah atau belum pengalaman menulis berita, apalagi berupa laporan wawancara. Toh aku bukan wartawan koran itu walaupun beberapa tulisanku sudah pernah dimuat berupa cerita pendek dan artikel tentang remaja.

Akhirnya tulisan tangan itu siap. Kubaca ulang sekali sebelum kumasukkan ke amplop kilat. Pagi esoknya kukirimkan ke alamat redaksi Harian SIB di Jalan Katamso Medan.

Esok harinya di hari kedua apa yang terjadi. Hampir tak kupercaya ketika koran SIB tiba di Tarutung sekitar pukul 10.00. Biasanya koran itu diturunkan di sebuah kios di simpang empat kota. Para pengecer dan pembeli setiap pagi sudah bergerombol menunggu di sana saking ngetopnya koran SIB waktu itu. Aku minta uang sama ibuku untuk membeli selembar. Dengan menaiki sepeda aku langsung membeli satu eksemplar. 

Begitu kubuka koran berlipat itu mataku tertuju ke bagian headline utama di kanan atas. Bah! Tak salah lagi. Itulah berita artikel yang kukirim kemarin via pos. Lama kutatap judul dan subjudul serta foto yang kukirim.

Semua sesuai yang kutulis tak ada yang berubah. Rupanya begitulah dulu. Rasa senang bangga campur aduk..apalagi tulisan itu pakai by name. Ada namaku tercantum sebagai penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun