Mohon tunggu...
Rara Ayunda N.
Rara Ayunda N. Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi menunggu dia sembari menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dinamika Hubungan Antara Retorika dengan Guru

11 Oktober 2025   13:25 Diperbarui: 11 Oktober 2025   13:25 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang masih ingat apa itu Retorika? Penulis akan flashback pada pengertian Retorika. 

Jadi, secara filosofis, retorika dapat ditelusuri berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Filsuf Aristoteles menegaskan bahwasanya emosi manusia dapat bervariasi serta dapat dipergunakan oleh seorang orator atau pembicara untuk mempengaruhi audiensnya. 

Perkembangan retorika diawali dari pengembaraan kaum sofis Yunani, sebagai ilmu berbicara yang dapat dipelajari dengan penekanan pada seni berbicara. Public speaking menekankan pada efektivitas pesan yang dapat diterima audiens.

Retorika dapat digunakan dalam bidang profesi, politik dan lain-lainnya. Salah satu yang termasuk ke dalam bidang profesi, yaitu bidang pendidikan (Guru dan Dosen). 

Berdasarkan judul yang penulis tulis “Dinamika Hubungan Antara Retorika dengan Guru” 

Ada apa antara retorika dan guru? Apa yang menjadi penyebab dinamika antara Retorika dan Guru? Mengapa Retorika dan Guru saling berkaitan? 

Sebelum memasuki pembahasan mengenai retorika dan guru, apa itu guru? 

Guru merupakan sesosok  pahlawan jika dilihat dari mata busuk akan dianggap kecil atau remeh, sementara jika dilihat dari mata fresh akan dianggap pahlawan tanpa tanda jasa. Sebab, guru dikenal sebagai profesi yang mudah dan tidak berat, justru disitulah letak beratnya. 

Jika dalam bahasa Jawa, singkatan guru adalah diguguh lan ditiru. Guru merupakan seorang pendidik profesional dengan tugas utamanya, yakni; mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, serta mengevaluasi pembelajaran.

 Menjadi guru bukan sebuah hal yang mudah dilakukan oleh semua orang. Mengapa begitu? Ada pepatah mengatakan bahwasanya “menjadi guru itu panggilan hati” Sebab, tidak semua orang memiliki sifat telaten, sabar, serta kuat mental. 

Profesi guru itu bukan sekedar mengajar aja, akan tetapi mendidik. Nah, dari mendidik ini mental semua guru diuji. Mungkin di era sekarang menjadi guru adalah tantangan untuk Gen Z. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan zaman, terlebih yang Gen Z hadapi adalah Gen Alpha dan Gen Beta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun