Mohon tunggu...
Ahmad Rusdian
Ahmad Rusdian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Memulai Langkah Terakhir (2)

4 Desember 2015   07:03 Diperbarui: 4 Desember 2015   07:59 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Entah berapa lama aku tertidur, aku merasa telah tertidur lama sekali.

Kepalaku Pusing, Tenggorokanku kering, Badanku seolah tak ada isinya, melayang, sangat ringanhingga tak bisa kurasakan jari-jariku.

diatas tumpukan sampah basah merah, ya aku mulai bisa memerhatikan keadaan sekitar. sakit yang sangat aku rasakan dilengan kiriku, ada lubang sebesar ibu jari yang sudah hampir tak terlihat tertutup darah yang mengering. Aku mulai mencoba menggerakkan kepalaku yang terasa sangat berat. 

Sekilas aku mulai terusik suara aneh yang mengganggu telingaku, kucoba mencari asal suara, aku tertatih mencoba menggapai tanah, perlahan aku bangkit dan berdiri. suara aneh itu berasal dari sebuah bungkusan plastik besar aneh yang bergerak-gerak. 

auuff, auuufff, ooofff, huuufff....

suara itu terus terdengar samar,perlahan aku melihat tubuhku yang berlumur darah, merah pekat. sebisaku aku mencoba menghampiri sumber suara aneh itu. mulai terlihat sosok wanita terbungkus plastik yang mencoba begerak, seperti kepompong yang bergerak dan menyanyi pahit. 

Lengan kiriku serasa lumpuh, dengan satu tangan kucoba menyobek plastik yang menutupi mukanya, berharap bisa menolong. 

Teriakan tolong dan kesakitan langsung terdengar lantang saat mulut dan hidungya terbebas. lalu tangisan dan ratapan. 

Sebisaku menenangkannya sambil terus berusaha melepas bungkusan platik tebal itu. setelah ia terbebas, tubuh yang hanya terbalut pakaian dalam khas wanita kaya itu penuh luka, dengan lemas ia mencoba berdiri, tapi apa daya tubuh lemah itu terlalu lemah bahkan untuk bergerak. 

Sebisaku aku membawa dia, wanita aneh setengah telanjang itu ketempat biasa aku berlindung dari hujan dan malam. 

tanpa banyak bertanya aku membaringkan dia, lalu memberinya air. setelah itu dia kembali terlelap dalam mimpinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun