Mohon tunggu...
Lentera Desa
Lentera Desa Mohon Tunggu... Program Mahasiswa Berdesa (Promahadesa) Universitas Jember

Program LENTERA DESA (Lindungi Anak dari Pernikahan Dini, Edukasi Digital Remaja dan Orang Tua demi Keluarga Sejahtera) sebagai Aksi Nyata Pencegahan Pernikahan Dini di Desa Karangharjo.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengatasi Pernikahan Dini di Desa Karangharjo, Edukasi Diberikan Melalui Penyuluhan dan Drama Teater

19 Agustus 2025   21:42 Diperbarui: 19 Agustus 2025   21:42 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Promahadesa Universitas Jember bersama dengan Kepala Desa Karangharjo Bapak Samhadi dan Audiens (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Jember, 27 Juli 2025 -- Keprihatinan terhadap fenomena pernikahan dini di Desa Karangharjo, Kecamatan Silo, Jember, mendorong dilaksanakannya sebuah kegiatan edukasi komprehensif pada hari Minggu, 27 Juli 2025. Bertempat di balai desa setempat, acara ini dihadiri oleh ibu-ibu muslimat serta perwakilan remaja dari lima dusun yang ada di Desa Karangharjo, dengan tujuan utama memberikan pemahaman mendalam mengenai dampak dan risiko dari pernikahan di usia anak.

Kegiatan yang diinisiasi sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat ini dibuka secara resmi dengan sambutan dari Kepala Desa Karangharjo. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran serta seluruh elemen masyarakat, terutama orang tua, dalam membimbing generasi muda untuk fokus pada pendidikan dan pengembangan diri sebelum memasuki jenjang pernikahan.

"Permasalahan pernikahan dini adalah tanggung jawab kita bersama. Kegiatan hari ini adalah langkah penting untuk membuka wawasan dan melindungi masa depan anak-anak kita," ujar Kepala Desa dalam pidatonya.

Acara dilanjutkan dengan sesi penyuluhan yang menghadirkan pakar kesehatan masyarakat, Dr. Elok Permatasari S.KM., M.Kes. Dengan materi bertajuk "Dekap Lebih Erat, Cegah Lebih Awal: Peran Orangtua bersama Remaja Cegah Perkawinan Anak", Dr. Elok mengupas tuntas berbagai aspek krusial, mulai dari definisi pernikahan dini, faktor-faktor penyebab yang sering kali kompleks, hingga risiko kesehatan fisik dan mental yang mengintai pasangan muda dan anak-anak mereka.

Secara interaktif, Dr. Elok juga membongkar berbagai mitos yang selama ini berkembang di masyarakat terkait pernikahan dini dan membandingkannya dengan fakta ilmiah serta data yang ada. "Banyak mitos yang beredar, seperti 'menikah muda menghindari zina', namun faktanya pernikahan dini justru sering kali membawa masalah yang lebih besar, mulai dari ekonomi, stunting pada anak, hingga kekerasan dalam rumah tangga," jelasnya kepada para peserta.

Tim Promahadesa Universitas Jember bersama dengan Pembicara Ibu Dr. Elok Permatasari S.KM., M.Kes dan Audiens (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Tim Promahadesa Universitas Jember bersama dengan Pembicara Ibu Dr. Elok Permatasari S.KM., M.Kes dan Audiens (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Untuk memberikan gambaran yang lebih nyata dan menyentuh emosi, kegiatan diisi dengan penampilan drama teater dari komunitas seni Wisma Gita, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember. Drama tersebut secara visual menggambarkan konflik dan dampak negatif yang dialami oleh remaja yang dipaksa menikah di usia dini. Salah satu pesan kuat yang ditekankan dalam pertunjukan adalah bahwa penolakan seorang anak terhadap perjodohan bukanlah bentuk kedurhakaan, melainkan sebuah hak untuk menentukan masa depannya. Di tengah-tengah adegan, diselipkan pula pembacaan puisi yang sarat akan pesan edukatif bagi masyarakat.

Sebagai puncak acara, diumumkan pemenang lomba pembuatan konten kreatif bertema pencegahan pernikahan dini yang telah diselenggarakan seminggu sebelumnya. Inisiatif ini bertujuan untuk melibatkan para remaja secara aktif dalam menyuarakan pesan-pesan positif melalui media digital.

Kegiatan ditutup dengan sesi penyampaian kesan dan pesan dari warga yang hadir. Banyak di antara mereka mengaku mendapatkan perspektif baru dan merasa lebih tercerahkan mengenai isu yang selama ini dianggap tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Diharapkan, kegiatan ini menjadi pemantik kesadaran kolektif untuk bersama-sama menekan angka pernikahan dini dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan berdaya di Desa Karangharjo.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun