Mohon tunggu...
Aji Latuconsina
Aji Latuconsina Mohon Tunggu... -

|Bukan Penganut Ajaran Agama Spilis (Sekulerisme - Pluralisme - Liberalisme) •Provokata @kutikata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petang Merindu, Malam Mengigau

20 November 2017   21:06 Diperbarui: 20 November 2017   21:13 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemilau sore tadi mengusik hayal seakan bertemu
berkas senyumanmu surut di pantai berbatu
membekas buih lalu kering dan sering mengganggu

Senja yang ranum itu tergelincir di buah bibirmu
bayangmu terhempas ombak diseret arus ke tengah rindu
rasa turut karam kala bulan dipelukanmu dan malam menggoda tidurku

Rindu dari batas senja tadi diantara perdu dan kelu
bantal peluk di sela kedua lutut jadi linu dan ngilu
kudekap nafas resah imajiku yang semakin gigau dan liru 

Rindu amper sore yang bikin badan malele dan karere
walau semua jalan pertemuan kian tapele
dengan gelombang cinta yang su hener ancorlele

Tak ada tepian laut yang bisa pele
hanya mimpi yang bikin mata putih tabulabale
bore semua rindu dengan matakael rangke

Sembari meniti asmara lewat huhate
dari arumbae game kekasih for mau kele
mau baku sayang lalu mau bawabale

tunggu Beta e
tunggu Beta, rindu mau polo Nona e...
____________________
TT TUKEL STORI PARLENTE
"Petang Merindu, Malam Mengigau"
Ambon, 18 Agustus @kutikat2011
'1 Modified at Senin, 20112017 - Sorong
*ajilatuconsina

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun