Mohon tunggu...
lex luthor
lex luthor Mohon Tunggu... mahasiswa

content writer

Selanjutnya

Tutup

Bola

Visi Patrick Kluivert Bersama Timnas Indonesai: Filosofi dan Target Piala Dunia 2026

22 September 2025   09:45 Diperbarui: 22 September 2025   09:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa sesi latihan, mulai tampak ciri khas yang coba dibangun Kluivert. Ia memberikan perhatian khusus pada situasi bola mati---corner, free kick, hingga throw-in. Baginya, detail kecil seperti itu sering menentukan hasil pertandingan, terutama melawan tim yang secara kualitas individu lebih unggul.

Lebih dari itu, ia menekankan pentingnya disiplin dan konsistensi taktik. Setiap pemain harus memahami peran, bukan hanya mengandalkan insting atau improvisasi. Sepak bola modern, menurutnya, adalah kombinasi antara kreativitas dan struktur. Tanpa struktur, kreativitas hanya akan melahirkan kekacauan.

Kontrak Jangka Menengah: Hingga 2027

Kluivert tidak datang hanya untuk proyek singkat. Kontraknya bersama PSSI berlaku hingga tahun 2027, memberi ruang waktu yang cukup untuk membangun fondasi. Ia juga tidak berjalan sendiri.

Di sampingnya, hadir tim kepelatihan dengan pengalaman internasional: Alex Pastoor, Gerald Vanenburg, dan Denny Landzaat. Nama-nama ini bukan asing di kancah sepak bola Eropa. Kombinasi pengalaman, ilmu, dan jaringan global mereka diyakini bisa membawa warna baru bagi sepak bola Indonesia.

Harapan dan Tantangan

Namun mari realistis. Jalan menuju visi besar Kluivert tidak akan mulus. Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan: mulai dari infrastruktur, mental bertanding pemain, hingga kesenjangan kualitas dengan negara-negara top Asia.

Yang lebih berat, tentu ekspektasi publik. Pecinta sepak bola Indonesia adalah salah satu yang paling fanatik di dunia. Dukungan bisa begitu besar, tapi juga bisa berubah menjadi tekanan luar biasa saat hasil tidak sesuai harapan.

Kluivert sadar akan hal itu. Tetapi dengan kariernya yang penuh pengalaman di Eropa, ia tahu cara menghadapi tekanan. Di masa lalu, ia pernah bermain di bawah sorotan stadion Nou Camp, bahkan mencetak gol di final Liga Champions. Tekanan besar bukan hal baru baginya.

Menatap Masa Depan

Kini, harapan itu kembali menggantung di udara. Bayangkan jika Indonesia benar-benar bisa tampil di Piala Dunia 2026. Sebuah sejarah yang selama puluhan tahun hanya jadi mimpi, tiba-tiba jadi nyata.

Namun bagi Kluivert, lebih dari sekadar hasil, yang ia inginkan adalah perubahan sistem. Agar ke depan, setiap generasi pemain Indonesia tumbuh dengan fondasi yang sama, filosofi yang jelas, dan tujuan yang satu. Dengan begitu, prestasi tidak lagi lahir karena "keberuntungan sesaat", melainkan buah dari kerja panjang dan sistematis.

Dan mungkin, di masa depan, saat kita menyaksikan seorang pemain muda mencetak gol indah untuk Indonesia di ajang dunia, kita bisa mengingat kembali: bahwa semua itu berawal dari visi seorang legenda bernama Patrick Kluivert.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun