Mohon tunggu...
Sam Legowo
Sam Legowo Mohon Tunggu... Jurnalis Kompasiana

Update Berita

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Norman Benny Maestro di Balik Layar, Legenda Perfilman Indonesia

2 Mei 2025   18:20 Diperbarui: 2 Mei 2025   18:20 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Norman Benny: Maestro di Balik Layar, Legenda Perfilman Indonesia (Dok.Pri)

Kompasiana.com - Di tengah hingar-bingar industri hiburan Indonesia yang penuh gemerlap bintang dan persaingan ketat,  terdapat sosok yang telah  membentuk lanskap perfilman nasional selama lebih dari setengah abad.  

Sosok itu adalah Norman Benny, seorang maestro yang namanya mungkin tidak selalu menjadi sorotan utama, namun karyanya telah berbicara jauh lebih lantang daripada popularitas sesaat.

Lahir di Bandar Lampung pada 2 Februari 1952, Norman Benny bukanlah sekadar editor dan sutradara; ia adalah legenda hidup, seorang perintis yang dedikasinya telah mengukir sejarah abadi dalam perfilman Indonesia.
 
Meskipun namanya mungkin kurang familiar bagi sebagian besar penonton,  bagi para penggemar film Indonesia, terutama mereka yang tumbuh di era 90-an, nama Norman Benny identik dengan sebuah karya monumental: "Makelar Kodok".  

Film komedi yang dibintangi oleh duet komedian legendaris, Kadir dan Doyok, ini bukan hanya sebuah hiburan ringan.

Norman Benny dalam menciptakan karya yang menghibur sekaligus berkesan.  

Film ini bukanlah komedi biasa; ia adalah perpaduan apik antara komedi, drama, dan pesan moral yang disampaikan dengan jenius.
 
Keberhasilan "Makelar Kodok" bukan hanya puncak karier, tetapi juga menjadi batu loncatan bagi perjalanan panjang Norman Benny di dunia perfilman.  

Ia tidak pernah berhenti belajar dan berinovasi, terus mengasah kemampuannya sebagai editor dan sutradara.  

Keahliannya semakin terasah, terbukti dengan kontribusinya sebagai editor dalam film "Opera Jakarta," yang juga berhasil meraih penghargaan Citra di FFI tahun 1992.  

Pengalaman bertahun-tahun telah membentuknya menjadi seorang profesional yang handal, mampu membaca alur cerita dengan tajam, mengelola tim dengan efektif, dan menerjemahkan visi kreatifnya ke dalam setiap proyek yang ia garap.
 
Norman Benny, lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ),  tidak hanya berkarya di belakang layar.  

Pengalamannya sebagai dosen penyutradaraan di IKJ juga menunjukkan komitmennya untuk membina generasi penerus perfilman Indonesia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun