Mohon tunggu...
Kang Chons
Kang Chons Mohon Tunggu... Penulis - Seorang perencana dan penulis

Seorang Perencana, Penulis lepas, Pemerhati masalah lingkungan hidup, sosial - budaya, dan Sumber Daya Alam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tuhan "Sentil" Aku

1 Januari 2021   08:33 Diperbarui: 1 Januari 2021   08:46 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setidaknya lebih dari lima kali saya bulak balik masuk RS, yang tak terbayangkan sebelumnya. Keimanan yang lemah, terkadang membuat saya merasa lelah dan berputus asa. Kok tega Tuhan pada saya?

Seiring berjalannya waktu, saya menemukan lorong arah jalan menuju sumber cahaya. Kenapa mesti putus asa? Bukankah manusia hanyalah sekedar ciptaan-Nya. Artinya saya hanyalah manusia yang terlahir karena kasih Tuhan. 

Kenapa mesti takut dengan kematian, sementara setiap manusia lahir sesungguhnya tidak ada yang mati. Semuanya hanyalah siklus yang berjalan atas kehendak-Nya, atas kemurahan-Nya. Sama halnya dengan pergantian Tahun kali ini, yang setiap individu menjual pengharapan, namun tanpa mengukur diri. Siapa dan ada di mana posisi kita saat ini?

Tugas saya di tengah tempaan musibah hanyalah mengikhlaskan dan ridho, apapun keputusan akhir Sang Pemilik Waktu. Kali ini saya tak peduli, apakah yang terjadi dengan diri saya adalah ujian, atau hukuman. Semuanya mutlak urusan Tuhan. Saya hanya mengimani bahwa setiap kejadian yang menimpa adalah kehendak-Nya. " Tidak ada sehelai daun kering yang jatuh kecuali atas kehendak-Nya".

Tahun ini saya bahagia, karena tahun kemarin Tuhan telah "menyentil saya" dengan rasa sakit. Bagi saya, manusia berlumur dosa, sentilan Tuhan menunjukkan kasih sayangnya. Dan karena itu saya Ridho.

Mari songsong harapan dengan optimisme, tapi jangan sekali sekali kita tinggalkan rasa pesimisme. Keseimbangan kedua rasa itu justru akan menjadikan kita berhati hati dan mawas diri.

Semoga Tuhan menjadikan kita, manusia yang bermanfaat bagi semua makhluk karena itu kunci menuju kedamaian bathin. Jika bathin damai, maka masalah multidimensi yang menggerigoti negeri ini bisa secepatnya hilang. Itulah sesungguhnya vaksin yang dibutuhkan bangsa ini dalam menghadapi perang pandemik Covid-19. Persatuan dan kedamaian.

Selamat menimbang diri, semoga Tuhan selalu "menyentil kita" dan menyentuh kalbu kita, agar tetap berprilaku lurus dan berpikir positif dalam menghadapi fenomena apapun kelak di depan mata.

Semoga kita selalu sehat dan Tuhan turunkan berkah. Aamiin

Wallahualam.

Selamat tinggal 2020, Selamat Datang 2021. Salam saya dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun