Mohon tunggu...
Ghiffari DA
Ghiffari DA Mohon Tunggu... Freelancer - Kang Ngopi

KONGRES

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari FOMO Sampai Tuturut Munding

23 Februari 2024   10:10 Diperbarui: 23 Februari 2024   15:16 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dikutip dari jurnal Sainsbertak FoMO (Fear of Missing Out) merupakan fenomena sosial berupa ketakutan akan ketertinggalan terhadap momen yang terjadi disekitar individu (Fery Putri Lianto:2022).

Fenomina ini sering menghantui muda mudi masa kini. Keresahaan mereka timbul dari gelombang internetholic yang mensaranai narsistiknya sosial media secara cepat. Viral adalah jalur panutan mereka centang biru adalah jalan penghambaan mereka. Terkait dari hal itu, maka apapun yang dilakukan oleh influencer atau pun publik figur lainnya yang menjadi trend hingga viral akan jadi konsumsi publik terutama muda-mudi masakini yang cenderung mengikutinya dan kebanyakan hanya sekadar untuk bersenang-senang.

Maka dari itu 'Tuturut Munding' adalah istilah dari Bahasa sunda yang kiranya pas saat ini dikalangan kaum muda mudi yang sekadar mengikuti trend kekinian. 'Tuturut' diartikan mengikuti sedangkan 'Munding' itu kerbau. Jadi 'Tuturut 'Munding' dapat diartikan meniru kelakuan kerbau. Kerbau yang dicolok hidungnya selalu nurut kemana pun dituntun. Istilah tersebut pernah dituturkan oleh Agustin Purnawan ketua kelompok studi budaya (KSB) Sunda yang mana ternyata istilah tersebut mengandung konotasi negatif serta disematkan bagi orang yang berperilaku ikut-ikutan tapi tidak didasari dengan ilmu.

'Tuturut Munding' digambarkan pada sifat atau pun watak seseorang yang tidak menjungjung rasa pendirian yang tinggi. Yang bisa ia lakukan hanyalah meniru atau pun copy paste gaya, penampilan, atau pun sikap orang lain tanpa tau persis maksud dan tujuan apa yang ia tirukan. Dikutip dari halodoc oleh Dr.Fadhli Rizal Makarim:2024 kesehatan medis, Beberapa dampak yang bisa muncul dari fenomena FoMO ini diantaranya:

 

1. Stres dan kecemasan

Tekanan psikologis dapat terjadi pada seseorang yang khawatir, cemas, dan takut akan momen atau informasi yang tertinggal. Ia tidak keren, tidak beken bahkan tidak masuk sirkel pergaulan kaum mendang-mending terkini. Hal yang demikian, bisa menyebabkan anxiety disorders atau gangguan kecemasan. Kecemasan seperti ini dapat merusak kesehatan mental, meningkatkan tekanan darah, dan mengganggu kesehatan emosional. Jika kecemasan ini berlangsung secara terus-menerus dapat menghambat kemampuan seseorang untuk menikmati hidup. 

2. Sulit Fokus

Terlalu banyak terlibat dalam suatu hal juga bisa membuat orang yang FoMO sulit fokus dan tidak produktif. Pikiran yang terbagi-bagi dengan berbagai kegiatan membuat seseorang tidak maksimal untuk terlibat dalam tugas dan pekerjaan tertentu. hasilnya, kualitas pekerjaan serta efisiensi waktu dapat menurun. Hal ini bisa menurunkan kinerja dan menciptakan siklus stres lebih lanjut karena tugas yang tertunda atau tidak terselesaikan. Tidak memiliki hubungan yang dalam. Walaupun beberapa individu mungkin sering terlibat dalam beberapa aktivitas sosial, hubungannya cenderung dangkal. Keterlibatan yang seringkali sekadar permukaan tanpa kedalaman dapat merugikan kualitas hubungan. Seseorang mungkin kurang dapat memberikan perhatian yang diperlukan dalam interaksi sosial karena terus-menerus terpikir tentang apa yang sedang terjadi di tempat lain. Hal ini dapat menciptakan kesan bahwa hubungan tersebut hanya berdasarkan pada kehadiran fisik, tanpa koneksi emosional yang mendalam. Jiwa raganya dekat namun hati & pikiran entah kemana.

3. Gangguan tidur

Kecemasan yang ditimbulkan oleh fenomena FoMO ini dapat menyebabkan gangguan tidur yang signifikan. Pikiran yang terus-menerus terjebak dalam kekhawatiran akan ketinggalan dapat menghambat kemampuan seseorang untuk rileks dan tidur nyenyak. Kesulitan tidur, insomnia, atau gangguan tidur lainnya bisa menjadi dampak negatif dari beban psikologis yang dialami penderita. Gangguan tidur ini, jika tidak diatasi, dapat mengakibatkan penurunan kinerja fisik dan mental secara keseluruhan.


4. Memicu Perilaku Negatif 

FoMO dapat memicu perilaku negatif seperti penggunaan obat-obatan, minuman beralkohol, atau perilaku berisiko lainnya. Seseorang mungkin merasa perlu untuk mengalami hal-hal yang sedang populer atau bergabung dalam perilaku yang dapat membahayakan kesehatan. 


5. Penurunan Kualitas Hidup 

Mengalami FoMO tidak hanya menyusahkan, tetapi juga berdampak buruk bagi kesehatan seseorang. Pada hari-hari ketika sedang sering mengalami FoMO, orang tersebut rentan merasakan suasana hati yang buruk, merasa lelah dan stres, dan bahkan lebih mungkin mengalami masalah tidur dan gejala fisik. 

Maka dari itu, sebagai kaum yang cerdas anti banal dan tidak tuna pustaka bagi kalangan muda-mudi masa kini serta seluruh khalayak ramai, yuk! sebaiknya hal apapun yang menjadi trend terkini, bisa menjadi bahan pertimbangan untuk tidak ter-FoMO-kan sampai pada tuturut munding yang ikut-ikutan tanpa tau dasarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun