Mohon tunggu...
LAZISMU PUSAT
LAZISMU PUSAT Mohon Tunggu... lainnya -

LAZISMU, lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. --------

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat "Floating Clinic" Terapung Hingga Ambon Manise

21 Februari 2017   18:54 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:21 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah dikenalkan ke publik pada 17 Februari 2017 di Pantai Mutiara Jakarta, Kapal Klinik Apung Said Tuhuleley akhirnya berlayar pada 18 Februari 2017 waktu subuh (pukul 05.00 wib). Klinik Apung ini melewati perairan Cirebon, Tegal dan Pati. 

Pelabuhan Banyu Towo, Pati - Jawa Tengah, menjadi tempat bersandar pertama untuk bermalam melepas lelah. Karena di pagi hari selepas subuh akan melanjutkan perjalanan menuju Lombok Timur.

Selama perjalanan menuju Pati, cuaca cukup bersahabat. Crew Klinik Apung Syahrul Amsari dari Lazismu, mengatakan, navigasi laut yang dimotori Kapten Kapal Tao berlayar dengan kecepatan 28 knot. Jika dikonversi ke kilometer 51,86 kph (kilometer per jam). 

Syahrul menuturkan selama perjalanan dari Indramayu, kira-kira pukul 07.15 wib ombak diperaian menuju Cirebon tinggi gelombangnya mencapai 3- 4 meter. Selanjutnya saat masuk perairan Tegal hingga melintasi Jepara, kapal berada dalam kecepatan yang sama 20 knot – 28 knot. 

Syafii Latuconsina yang ikut dalam perjalanan ini, mengabarkan, kami bergantian untuk mengemudikan kapal. “Jika Kapten kapal lelah, kami siap bergantian,” kata Syafii. Angin di laut dengan udara yang nyaman membuat beberapa crew tak kuat menahan kantuk mengikuti irama kapal berayun-ayun menyusuri birunya laut, paparnya. 

Sekitar pukul15.00 wib Kapal Klinik Apung memasuki perairan di Pati Jawa Tengah. Dari kejauhan demaga Tayu mulai terlihat. Sandaran kapal (jeti) siap diisi Klinik Apung Said Tuhuleley kurang lebih 30 menit lagi. 

Kapal pun bersandar di Pelabuhan Banyu Towo, Tayu Kabupaten Pati. Aktivitas nelayan saat melaut menjadi pemandangan khas kawasan ini. Malam ini kami dan crew lainnya akan beristirahat di Tayu, untuk bersiap melanjutkan perjalanan esok pagi, wujudkan misi layanan kesehatan di kepulauan Maluku, kata Syahrul mengirim pesan lewat penyentara sosial. 

Misi Bahari untuk membuka layanan kesehatan di kepulauan Maluku terus berlanjut. Lelah dan penat terbayar sudah menyisir perairan demi perairan setelah singgah di Tayu-Pati. Klinik Apung Said Tuhuleley akan melanjutkan perjalanan bahari menuju Ambon.

Selama di dermaga Tayu, Kapal menepi dengan hati-hati. Karena dangkal kapal tidak bisa bersandar terlalu dekat dengan sisi dermaga. Tali Tross diikat sekuat-kuatnya saat kapal ditambatkan, cerita Syafii Latuconsina.

Ahad, 19Februari 2017, waktu menunjukkan pukul 04.00 wib. Semua crew Klinik Apung Said Tuhuleley berkemas untuk melanjutkan pelayaran ke arah Lombok.

Syafii Latuconsina yang ikut mendampingi dan memandu perjalanan bersama Kapten Kapal Tao, masih terus menghitung jarak tempuh perjalanan. Perairan di Pulau Jawa menurut Kapten Kapal masih bersahabat, ungkap Syafii.

Diperkirakan saat menyusuri Selat Lombok dan Selat Bali, tantangan besar harus siap dihadapi. Klinik Apung Said Tuhuleley direncanakan merapat di Lombok sebelum waktu Magrib tiba.

Kapal berjalan membelah perairan, dan akan melewati Suramadu. Tepat pukul sepuluh kurang seperempat menit Klinik Apung Said Tuhuleley telah melewati jembatan Suramadu (perbatasan Surabaya – Madura). Dikabarkan kembali cuaca di laut cerah.

Dengan menempuh jarak 176 mil dan kecepatan 28 knot, para crew akan tiba di Lombok sekitar pukul 18.00 Waktu Indonesia Tengah (WITA). Selama perjalanan semua crew dalam kondisi tenang. Itu memang yang diharapkan kapten Kapal Tao.

Persis menjelang gelap, Klinik Apung Said Tuhuleley tiba di Pelabuhan Teluk Nara (19/2/2017). Tempat peristirahatan kedua crew malam Senin ini cukup nyaman. Menurut Syafii,perjalanan aman dan lancar. “Tidak ada gangguan terhadap kapal, sepoi angin laut menyegarkan setelah terik matahari menyapa selama perjalanan. “Dengan begitu, perjalanan kapal yang diperkirakan tiba sekitar pukul 17.00 waktu setempat ternyata datang lebih cepat sekitar satu jam dari perkiraan sebelumnya, “ ucapnya menutup kabar dari lokasi. 

Misi membuka akses layanan kesehatan di kepulauan Maluku adalah program inovasi Lazismu. Relevansinya adalah memberikan akses kesehatan bagi masyarakat yang berada di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T) yang hidup dalam situasi miskin. Hak-hak dasar mereka terutama kesehatan adalah target program Lazismu di samping pendidikan dan pemberdayaan.

Moda transportasi antar pulau penting diwujudkan salah satunya melalui Klinik Apung Said Tuhuleley sebagai motor rantai layanan kesehatan di daerah terpencil. Saat ini, setelah bertolak dari Pelabuhan Teluk Nara, Lombok, klinik apung kembali berlayar ke pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Dan perjalanan ini akan menempuh waktu kira-kira 12 jam.

Menurut kabar dari Yusran selaku Asisten Kapten Kapal, bahwa Klinik Apung Said Tuhuleley telah bersandar di Pulau Selayar, pada pukul 17.00 WITA. Hal ini juga dikuatkan Syahrul Amsari salah satu crew yang menyampaikan pesan lewat Facebook melalui akun pribadinya, pukul 17.15 WITA, sore tadi (20/2/2017).

Alhamdulillah semua crew dalam keadaan sehat. Kami sudah menginjakkan kaki di pelabuhan Benteng, kata Yusran. Bagi crew Lazismu dan 4 jurnalis Muhammadiyah, ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Raipan mengaku ini pengalaman pertama berlayar dengan jarak tempuh yang jauh.

Sesampai di Selayar, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Selayar sangat memberi arti. “Kehadiran Klinik Apung membuat kebanggaan tersendiri bagi warga Muhammadiyah Selayar,” kata Abdullah selaku Ketua PDM setempat. Ia berharap selain hadir di Ambon, klinik apung ini juga dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat di Kabupaten Selayar,” tegas Abdullah.

Ke depan PDM Selayar dapat bekerjasama dengan Lazismu untuk mewujudkan moda transportasi laut ini bagi masyarakat Kepulauan Selayar. Sebagai tempat singgah yang ketiga, Laut Flores adalah batas perairan antara Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan Provinsi Sulawesi Selatan.

Senin, 20 Februari 2017, Klinik Apung Said Tuhuleley berlayar dari Teluk Nara menuju kepulauan Selayar. Dengan waktu tempuh lebih kurang 12 jam para crew singgah di tempat peristirahatan ketiga sore hari.

Meski kami sempat merisaukan adanya gelombang tinggi yang dikabarkan bisa mencapai 6 meter, semua crew berdoa agar dikuatkan dan selamat sampai tujuan. Syahrul Amsari salah satu awak Lazismu mengatakan, beberapa crew alami kelelahan di kabin. Mereka tertidur selama perjalanan, dan terbangun saat memasuki perairan yang dari awal kami khawatirkan gelombang tinggi tersebut.

Ternyata laut yang sebelumnya kami khawatirkan dalam keadaan tenang tanpa gelombang tinggi, sambung Syahrul. Ada peristiwa tak terduga saat dalam perjalanan berlangsung. Tepatnya pada hari kedua, kompor yang kami bawa tidak berfungsi.  “Semua crew berusaha untuk tetap tenang,menepis pikiran tidak dapat memasak. Sambil memutar otak, solusi pun ada dengan menggunakan rice cooker.

mutiara-jpg-58ac2a7cc6afbd4907b40290.jpg
mutiara-jpg-58ac2a7cc6afbd4907b40290.jpg
Perbeklan lengkap selama berlayar akhirnya tetap kami olah seadanya untuk makan bersama-sama,” terang Syahrul mengabarkan via selular (21/2/2017).

Di hari berikutnya peristiwa alam menghibur perjalanan kami. Ada suasana yang kembali membuat crew takjub sepanjang perjalanan. Di atas langit kami melihat awan putih yang bertuliskan lafaz Allah. “Sebuah fenomena alam, anehnya tak hanya sekali hampir setiap awan membentuk tulisan lafaz Allah.

Pak Syafii salah seorang crew yang pertama kali melihat fenomena alam ini,mengatakan, itu salah satu tanda Kuasa-Nya.

Keindahan alam tersaji dengan gerak naik-turun Elang Laut yang lincah mencengkramkan kakinya menangkap ikan. Sekawanan lumba-lumba juga menyuguhkan panorama keindahan laut. Mereka membangkitkan spirit kami dalam perjalanan ini mengarungi lautan.

Hari ini, Syahrul mengabarkan telah tiba di Pulau Raha, Sulawesi Tenggara, pukul 13.50 waktu setempat. Ada waktu luang bagi crew untuk beristirahat dan mengisi bahan bakar untuk perjalanan selanjutnya. Kami pun disambut ibu-ibu Aisyiyah Kota Raha dengan gembira.

Klinik Apung Said Tuhuleley memulai perjalanan panjangnya pada hari Sabtu subuh (18/2/2017). Sejumlah kota pelabuhan seperti Jepara, Pati, Lombok, Selayar, Raha dan Buru akan disinggahi sebelum merapat di Pelabuhan Ambon hari Kamis (23/2/2017).  Klinik Apung Said Tuhuleley akan diresmikan Presiden Joko Widodo bertepatan dengan pembukaan acara Tanwir Muhammadiyah pada hari Jumat (24/2/2017) di Ambon. (lazismu)

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun