Mohon tunggu...
Darwis Kadir
Darwis Kadir Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya ingin bercerita tentang sebuah kisah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengibaratkan Sepatu dengan Penghasilan

10 Maret 2018   10:49 Diperbarui: 10 Maret 2018   10:52 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasional.kompas.com

Siapa yang tak kenal uang ? Saya rasa semuanya mengenalnya. Uang menempati posisi yang penting dalam hidup. Aneka ragam orang mencari uang setiap saat,banting tulang. Dari halal sampai haram. Dari menipu kecil sampai merampok. Uang memang vital,namun setidaknya ada harga diri mencari si duit. Jangan terjebak kesempatan dalam kesempitan.

Dalam kehidupan sehari-hari pengaruh yang ditimbulkan uang pun bervariasi. Senang dan susah adalah dua hal yang dirasakan manusia. Senang ketika uang tersedia atau melimpah. Akan merasa susah ketika kebutuhan hidup mendesak di lain sisi uang tidak ada.

Maka tak heran dalam setiap berita yang bermunculan tentang kematian disitu ada pengaruh tentang uang. Kasus bunuh diri karena tak dapat melunasi hutang dan tak kuat menanggung beban hidup. Kasus yang membunuh dengan terpaksa karena kepergok mencuri. Serta aneka kasus lain bermotif mencari uang.

Uang hanyalah benda mati yang keberadaannya bagaikan kiamat ketika benda itu tak ada ditangan. Dalam sistem konsumerisme dan kehidupan global,sekelompok manusia telah mendewakan uang.

Tingkat popularitas dan strata sosial pun kini di ukur dengan materi. Tak ada pekerjaan yang sulit dijaman ini. Semua akan mudah dan beres ketika mau berkorban lembaran rupiah.

Orang pun akan rela mengerjakan pekerjaan hina dan terkutuk ketika dihargai uang yang jumlahnya masuk akal. Jadi pembunuh bayaran misalnya.

Didunia ini orang pun berlomba-lomba untuk mengejar materi. Ukuran atau indikator kemakmuran itu masih berdasar pada banyaknya materi. Padahal tidak semuanya dapat diukur dengan uang. Ketenangan jiwa tak melulu dari gepokan rupiah yang tersimpan di bank atau bentuk aset lainnya.

Munculnya persaingan dalam memburu rupiah berdampak pada eksploitasi sumber daya alam maupun manusianya. Tingkat penghasilan yang ada mulai ditingkatkan dengan berbagai cara. Ujung-ujungnya pada harapan semakin tinggi penghasilan maka semakin sejahterahlah dalam sudut pandang ini.

Ya uang....uang itu identik dengan penghasilan. Cuma hati-hati saja dengan uang. Penghasilan yang di dapat itu ibaratkan sepatu. Sepatu yang kecil kadang membuat kaki kita terjepit namun kadang sepatu besar membuat kaki kita tersandung. Pintar-pintarlah memilih ukuran sepatu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun