Mohon tunggu...
Laurentina PI
Laurentina PI Mohon Tunggu... Relawan - Relawan

Relawan Pekerja Migran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biji Itu Tidak Tumbuh dengan Baik

12 Juli 2020   18:10 Diperbarui: 12 Juli 2020   18:06 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tanggung jawab sebagai seorang ibu

Peristiwa ini terjadi saat doa pagi, sebelum doa  saya melihat apakah ada anak yang belum hadir ? ternyata  ada 2 anak yang tidak hadir. Kemudian setelah selesai makan salah satu suster memberitahukan ada 2 anak klien kami kabur pada dini hari tadi. Beberapa hari yang lalu klien kami  minta ijin pulang karena ada keperluan keluarga, janjinya akan pulang kembali ke Kupang sesuai kesepakatan .

Ketika pulang ke Kupang tidak sesuai dengan kesepakatan dan tidak langsung lapor atau bertemu dengan suster pendamping .Ia menemui suster setelah dibujuk oleh temannya. Setelah itu ia mengungkapkan mengapa datang terlambat dengan berbagai macam alasan. Karena anak ini sering buat masalah, mengadu domba  temannya dan tidak jujur maka suster langsung kroscek ke orang tuanya. Dalam dialog dengan suster pendamping ia memutuskan untuk keluar dari shelter dan tidak mau melanjutkan sekolah lagi.

Setelah itu Suster langsung kontak ke orang tuannya dan menjelaskan bahwa anaknya memutuskan untuk berhenti dari sekolah dan mau pulang ke kampung. Anehnya mamanya langsung menyetujui keputusan anaknya tersebut. Saat emosi demikian masukan apapun dari kita tidak akan pernah masuk. 

Maka kami  membiarkan ia membuat keputusan tersebut dengan cara klien membuat surat pernyataan bahwa ia tidak mau sekolah lagi dan beberapa pernyataan tentang tingkah laku yang merugikan temannya selama ini. Atas hasutan Nana temannya yang satu kampungpun juga terpengaruh untuk keluar dari sekolah dan pulang kampung. Namun peristiwa yang tidak terduga 2 anak tersebut sudah melarikan diri dari shelter.

Gerak Cepat

Setelah mendengarkan berita kalau Nana dan Melia melarikan diri, maka saya langsung menghubungi sopir rental lengganan kami. Memang tidak mudah untuk mencari kendaraan yang mau menuju Amfong, disamping lokasi yang sangat jauh dan medan yang berat maka dibutuhkan mobil yang dauble garda. 

Namun sayang tidak ada mobil double garda yang disewakan dan akhirnya  kami mengunakan mobil inova yang agak besar. Kamipun masih harus bersabar karena sobirnya dalam perjalanan antar penumpang ke Soe dan pada jam 1 siang kami baru bisa menuju ke Pariti.Sebelumnya kami membeli bekal makanan karena di jalur yang akan kami lalui tidak ada mini market maupun warung makan. Setelah siap semua kami langsung melunjur ke arah Amfoang.

Jembatan Termanu

Awalnya mobil melaju dengan cepat  karena kami memang memburu waktu supaya tidak terlalu malam sampai di tempat. Saya mengingatkan pada sopir bahwa tidak usah terlalu cepat yang penting selamat karena ini perjalanan pertama kali kearah Amfoang bagi sopir itu harus hati hati dan kenali medan dulu. Maka sopirpun mulai agak pelan dan tidak sembarangan untuk mengendari mobil di medan yang baru ini.

Perjalanan kami siang ini, setelah mobil melaju agak masuk ke pedalaman mulailah ketemu jalan yang putus-putus ( belum diaspal ) jembatan yang belum dibangun dan melewati beberapa kali kering yang sangat luas kemudian ketemu jalan aspal lagi begitu seterusnya. Dan katemulah kami dengan jembatan yang sangat terkenal yaitu Jembatan Termanu.Jempatan yang panjang saat ini kondisinya sudah mulai miring dan papan kayunya sudah banyak berlubang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun