Mohon tunggu...
Laura
Laura Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Travelling, Kuliner dan Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menghapus Dosa

16 Mei 2023   14:32 Diperbarui: 16 Mei 2023   14:40 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto https://www.wallpaperbetter.com/id/hd-wallpaper-zmqbu

Lalu singa mendekati anak tersebut, "Makanlah aku, kamu sedang lapar. Bunuhlah aku, jadikan aku santapanmu. Semoga besok, kamu sudah bertemu ibumu".

"Tidak ... Aku tidak akan memakanmu. Aku tidak mau berdosa. Kamu saja yang memakan aku sebagai ganti ibuku yang telah membunuh hewan-hewan yang ada disini. Anggap saja aku menanggung dosa-dosa yang sudah ibuku perbuat". Dan si anak memilih membaringkan tubuhnya di tanah sambil ditekuk kedua kakinya, menahan perutnya yang sakit karena lapar.

"Aku pun tidak memakanmu" Jawab singa.

Si anak heran, menatap wajah singa.

"Karena aku adalah ibumu, aku merubah diriku untuk mengetes sejauh mana kasih sayangmu kepadaku".

Si anak hanya terdiam, seketika itu rasa sakitnya pun hilang. Dia bangkit dan memeluk singa tersebut. Akhirnya dia menemukan ibunya yang beberapa hari ini dicarinya. Singa pun berubah kembali menjadi sosok ibu. Seketika, si anak pingsan kembali.

Tak lama kemudian, muncul seekor singa dari semak-semak pepohonan. Singa itu pun menghampiri mereka, "Bunuhlah aku, anakmu kelaparan. Jika tidak kau beri makan, akan mati dia". Si ibu tidak tega untuk membunuhnya, tapi melihat kondisi anaknya,

si ibu akhirnya membunuh singa tersebut. Setelah selesai diolah menjadi masakan, dibangunkan anaknya untuk diberi makan.

"Makanan dari mana yang ibu berikan kepadaku" Tanya si anak setelah menghabiskan makanannya.

"Ibu membunuh singa, dia meminta ibu untuk membunuhnya dan memberi kau makan agar tidak mati kelaparan".

Si anak terkejut, sambil berkata "Berarti aku sudah menanggung 2 dosa, dosa ibuku dan dosa singa tersebut" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun