Mohon tunggu...
Laura Irawati
Laura Irawati Mohon Tunggu... Direktur Piwku Kota Cilegon (www.piwku.com), CEO Jagur Communication (www.jagurtravel.com, www.jagurweb.com) -

Mother, with 4 kids. Just living is not enough... one must have sunshine, most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?' ;)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

‘Akar’ di Dalam Cawat Tarzan [Kontroversi Sensor Kartun]

28 Februari 2016   19:33 Diperbarui: 20 September 2016   15:07 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Image Source: clipartfreefor.com"][/caption]

Pada suatu hari, Tarzan sedang berjalan-jalan di hutan (Ya di hutan laah, masa di mal) ketika terdengar suara Jane, kekasihnya yang meminta tolong. Dengan bergelayutan dari satu akar pohon ke akar pohon lainnya, Tarzan pun bergegas mendatangi arah suara minta tolong Jane berasal.

Rupanya seekor macan tutul hendak menerkam Jane. Masih bergelayutan di akar, Tarzan pun berusaha menyelamatkan Jane dengan menyuruh agar Jane berpegangan pada akar tempatnya bergelayutan. Tarzan berencana membawa Jane ke atas pohon.

Tapi Jane nampaknya salah pegang akar. Yang dia pegang adalah ‘akar’ yang ada di dalam cawatnya si Tarzan. Entah karena kaget atau kesakitan, Tarzan pun berteriak, Auwoooo....! Itulah asal muasal kenapa Tarzan bersuara auwoo.   

Hehe... yang mau saya bahas di sini bukan tentang ‘akarnya’ si Tarzan atau asal muasal auwo-nya tadi, melainkan cawatnya itu lho. Ke depan mungkin kita tidak bisa melihat tubuh karakter Tarzan yang sixpack dengan cawatnya itu lagi, karena Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mungkin akan mem-blur gambar bagian tubuh tersebut, meskipun itu hanya film kartun.

KPI memang memiliki kewenangan untuk melakukan quality control (QC) berupa editing atau pengaburan jika ada yang dianggap tak layak tayang. Adapun kriteria gambar yang disensor di antaranya jika memperlihatkan bagian tubuh yang tidak pantas menurut anggapan KPI. Tarzan yang hanya mengenakan cawat mungkin akan dianggap tidak pantas dan akan bernasib diburamkan atau di-blur. Kasihan, Tarzan.

Tapi kebijakan KPI melakukan sensor yang konon demi melindungi anak-anak dari konten pornografi dan kekerasan terkesan berlebihan dan merendahkan nalar penonton Indonesia. Seolah penonton di Indonesia bodoh sekali tak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Dalam sebuah episode kartun Doraemon yang ditayangkan setiap minggu pagi, ada adegan karakter Shizuka yang mengenakan pakaian renang. Sulit saya untuk memahami jalan pikiran KPI saat itu yang membuat keputusan bahwa Shizuka—karakter anak kecil yang mengenakan pakaian renang itu- adalah sebuah bentuk pornografi. Akhirnya, gambar Shizuka pun kena sensor dengan cara di-blur.

[caption caption="Karakter Shizuka yang diblur (Sumber: Dok RCTI"]

[/caption]

[caption caption="Karakter Sandi Si Tupai yang diblur (Sumber: Facebook)"]

[/caption]

Tak hanya karakter Shizuka yang divonis mengandung konten pornografi, karakter Sandi si tupai tokoh dalam kartun Spongebob Square Pants-pun kena sensor dengan dalih serupa. Dan yang paling menggelikan adalah ketika KPI menyensor seekor sapi yang sedang diperah pada sebuah acara di stasiun televisi SCTV, Kamis, (31/12). Hellooooow, Kapeiiiii....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun