Mohon tunggu...
Siti Nurlatifah
Siti Nurlatifah Mohon Tunggu... Guru - Domisili di Kabupaten Subang

Lahir di Jombang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maafkan Ayah

29 Februari 2020   07:14 Diperbarui: 29 Februari 2020   07:15 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku hanya menunduk, aku takut istriku mengetahui kalau suaminya telah mencuri.

"Pak, tolong jangan bilang istri saya kalau saya mencuri? Saya khilaf Pak," pintaku

Sesampainya di depan gedung BRI, kami menyusuri gang kecil di samping BRI. Akhirnya kami pun sampai di rumah. Istriku kaget melihat aku datang dengan orang lain yang tidak di kenalnya.

Sesampainya di dalam rumah petakku dengan ukuran 34 dan melihat anak-anak saya menangis, bapak itu memberikan dua dus sufor serta kue buat anak-anak yang ada di dalam tasnya.

Aku langsung mengucapkan terimakasih sambil berlutut kepada pembeli itu. Anak-anak dan istri saya pun merasa senang sekali. Tanpa disadari istriku menitikkan air mata.

"Masya Allah, ini rizki dari-Mu ya Robb, maafkan aku yang sudah khilaf. Aku berjanji tidak akan mencuri lagi walau keadaan memaksa. Bimbing hamba-Mu ini ya Robb ke jalan-Mu." gumamku sambil memeluk anak-anakku.

Akhirnya pembeli itu berpamitan pulang dengan menahan air matanya.

Semoga bisa diambil hikmah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun