Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rasa-rasa Cinta

21 April 2020   06:00 Diperbarui: 21 April 2020   05:56 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"C-i-n-g."

Ruang tengah merangkap ruang makan itu dipenuhi tepuk tangan. Perkembangan Silvi lumayan pesat.

"Ada berapa huruf vokal di sini, Nak?" tunjuk Ayah Calvin ke papan tulis.

"Dua."

"Pintar..."

Keliru besar jika ada yang melabeli Silvi anak bodoh atau anak malas. Tidak, disleksia tidak ada hubungannya dengan kebodohan dan kemalasan. Bukan pula karena buruknya penglihatan. Hanya ada perbedaan cara kerja otak antara penyintas disleksia dan yang tidak memilikinya. Silvi anak istimewa.

"Kalau huruf konsonannya ada berapa, Sayangku?"

Silvi menghitung. Melompati huruf U dan I pada hitungannya.

"Ada empat, Ayah."

Ayah Calvin puas sekali. Latihan multisensorik tahap pertama berhasil.

Tak lama, Ayah Calvin menghilang ke dapur. Ia kembali lagi membawa sesendok besar krim. Mata Silvi membulat senang. Anak itu pecinta berat makanan turunan susu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun