Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Pendamping Hidupku Istimewa

8 November 2019   06:00 Diperbarui: 8 November 2019   06:21 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sivia istimewa, begitu kata Calvin pada semua orang. Apa pun pendapat orang tentang istrinya, selalu saja ia membanggakan Sivia. Wanita Lily itu, dengan keterbatasan jiwanya, mampu mengelola butik dan menjadi model. Bukankah itu spesial?

"Calvin, lihat. Ini bagus." tunjuk Sivia ke arah potret seorang model wanita di majalah fashion.

Calvin bergumam setuju. Bukan Calvin Wan namanya kalau tak paham modeling. Sebelum merambah dunia bisnis dan blogging, ia pernah menjadi coverboy.

"Aku ingin dikuncirkan rambutnya...seperti ini." Sivia merajuk manja.

Tutup kotak aksesoris terbuka. Sejenak mencari-cari, Calvin menemukan ikat rambut berwarna biru. Calvin menguncir rambut Sivia.

Hati Sivia terasa tenang saat Calvin menguncirkan rambutnya. Di sinilah Sivia merasakan kehadiran fisik begitu penting. Calvin mengambil banyak peran sekaligus bagi wanita itu: ayah, guru, konselor, caregiver, dan pendamping. Cinta yang hakiki, ketika orang yang terus-menerus kita lukai, tetap menawarkan kelembutan dan hadir setiap hari. Jika Calvin sakit, berantakanlah Sivia.

Mendadak gerakan tangan Calvin terhenti. Sivia kebingungan. Didengarnya Calvin terbatuk. Calvin meninggalkan Sivia untuk muntah. Perlahan Sivia menyentuhkan tangan ke rambutnya yang terkuncir rapi.

Darah. Mengapa ada darah? Firasat buruk menyeruak di hati Sivia. Calvin tak juga kembali.

**   

"Mutiara...I'm home!"

Revan melangkah ringan memasuki rumah. Senyum cerah menghiasi wajahnya, berbanding terbalik dengan mendung tebal yang bergelayut manja di luar sana. Chef Mutiara turun dari lantai atas. Memeluk pinggang suaminya mesra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun