Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] ART Paling Beruntung

17 September 2019   06:00 Diperbarui: 17 September 2019   06:56 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditanya gitu, saya kaget. Saya jadi gagap.

"Bu...bukan, Tuan. Saya mau ambil minum. Sa...saya nggak shalat, Tuan."

"Ow...kamu lagi halangan ya?"

"Nggak, Tuan. Saya doanya di gereja."

Tuan Calvin kaget dong dengernya. Saya heran, apa yang salah ya? Kenapa kaget sih? Bukannya keluarga dan teman-teman Tuan Calvin banyak yang Katolik?

"Sorry...saya kira kamu Islam. Soalnya, kebanyakan teman saya yang sesuku sama kamu itu Muslim. Dan nama kamu juga kayak nama Islami. Sorry ya..."

"Nggak apa-apa atuh, Tuan. Iya bener, Sunda memang banyaknya Muslim. Tapi ada kok Sunda yang bukan Muslim. Kayak saya nih. Keluarga saya di Kuningan awalnya Sunda Wiwitan, sekarang jadi Katolik. Dulu agama kepercayaan nggak diterima, Tuan."

Nah lho, apa-apaan saya ini? Kok malah saya kasih kuliah panjang lebar? Saya tutup mulut pakai tangan, takut bicara kepanjangan.

"Ya...ya, saya paham. Sekali lagi, saya minta maaf ya. Ok, mulai sekarang, kamu nggak usah kerja di Hari Minggu. Kamu ikut Misa dan kegiatan gereja lainnya."

Saya happy banget dikasih izin ikut ibadah sama Tuan Calvin. Tuan pengertian pisan.

Dunia terbalik nih. Teman-teman saya kebanyakan kerjanya di rumah non-Muslim. Harus curi waktu kalau mau shalat, harus cuci tangan kalau masak babi, wah pokoknya banyak ceritalah. Nah ini, saya kerja di rumah Muslim yang taat. Tapi saya boleh Misa tiap Minggu. Nggak perlu curi-curi waktu lagi. Puji Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun