Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

5 Putri Cantik di Keluarga Besar Calvin Wan "Series"

1 Agustus 2019   06:00 Diperbarui: 1 Agustus 2019   06:45 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mengaguminya karena dia pandai membagi waktu. Dia selalu ada waktu untukku. Di sisi lain, dia masih bisa mengurus anak lain yang tidak tinggal serumah dengannya. Sering kuperhatikan dia mendorong kursi roda anak cantik itu. Si gadis kecil nan cantik tak henti memanggilnya Daddy.

Dusta bila kukatakan aku tak cinta padanya. Tiap hari selalu bersama, bagaimana mungkin tidak meninggalkan rasa? Aku mencintainya, sangat mencintainya.

*Calisa*

Pernikahanku dengannya tidak membuahkan keturunan. Aku pun tak mengharapkannya. Sebab aku tahu persis beberapa masalah dalam tubuhnya.

Kusebut ia lonewulf dan stonehead. Meski begitu, dia saaaangat penyayang. Dia tak pernah menduakanku selama kami menikah.

Si lonewulf berparas tampan ini memperlakukanku layaknya seorang princess. Hatiku meleleh menerima tiap perlakuannya. Eits, bukan hanya padaku. Pada putri angkat kami, dia pun begitu penuh kasih.

Kami mengadopsi seorang anak spesial. Suamiku menyayanginya setulus hati. Bahkan anak special itu lebih dekat dengan ayahnya dari pada denganku. Honestly, aku iri. Iri dengan kemampuannya mengasuh anak.

Istana kecil yang susah payah kami bangun, hancur berantakan. Keluargaku membencinya. Suamiku yang infertil dipaksa meninggalkan aku dan anak angkatku. Mengapa kebencian tertanam begitu kuat hanya karena infertilitas? Realitas sudah terbalik. Biasanya, wanitalah yang disalahkan.

Kurelakan suamiku pergi dengan hati robek. Good bye my lovely.

*Rossie*

Aku jengkel tiap kali dirinya menyebutku bawang. Bawang sama sekali tidak cantik. Aku hanya ingin menjadi bunga, bunga yang cantik. Seperti namaku, Rossie, yang diambil dari kata rose.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun