Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

5 Putri Cantik di Keluarga Besar Calvin Wan "Series"

1 Agustus 2019   06:00 Diperbarui: 1 Agustus 2019   06:45 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Silvi*

Malam-malamku menjadi lebi indah karenanya. Tidurku lelap karena dirinya. Dialah malaikat tampan bermata sipitku, caregiverku, pendampingku, guru dan konselorku. Namanya selalu kusebut dalam doa-doa sepertiga malamku.


Bahagia hati ini ketika Calvinku memutuskan berhenti mengurus perusahaan. Waktunya lebih banyak di rumah. Ia meretas kebersamaan denganku. Dia penopangku, dia pendampingku yang sangat setia. Calvin menemaniku dari pagi hingga pagi lagi.

Tanyakan padaku, apa yang tidak pernah dilakukannya? Hanya satu: menyakitiku. Selebihnya, Calvin mewarnai hari-hariku dengan pelangi. Calvin membacakan buku yang kusukai. Menceritakan banyak hal baru yang belum kutahu. Dekapan hangatnya melelapkan tidurku. Dia mencium keningku dengan lembut, lalu merengkuhku hingga aku pulas dalam tidur. Damai hati ini tiap kali mendengarkan suara lembutnya.

Calvin membesarkan hatiku. Ia yakinkan diriku untuk terus mengejar mimpi. Calvin percaya, aku pasti bisa. Dialah yang memantik bara semangat di dadaku. Bahwa aku, Silvi Tendean, gadis Manado Borgo bermata biru yang tidak bisa melihat jelas ini, mampu menjadi model. Semangatku bangkit. Aku bisa dan harus bisa membuktikan pada orang-orang spesial. Ya, orang spesial sepertiku bisa modeling.

Tapi...

Mengapa tiap pukul empat pagi ia selalu meminum obat? Mengapa setiap hari Calvinku meminum obat pengencer darah? Ada apa dengannya?

Rahasia itu pun terungkap. Sebuah rahasia yang memecahkan gelembung air mataku. Calvin memiliki kelainan darah. Sekejap ia menyesal telah membongkar rahasianya padaku.

Hatiku dicengkeram ketakutan. Mengapa harus Calvinku? Mengapa Calvinku harus sakit? Sakit yang membuatnya bergantung pada obat-obatan antiplatelet dan antikoagulan setiap hari. Itulah sebabnya Calvin berulang kali mengajariku untuk mandiri dan tidak bergantung padanya. Kupikir ia tidak mau. Ternyata ia takut, takut waktunya habis dan aku susah tanpanya.

Calvinku, mengapa hati ini perih saat memikirkan kemungkinan terpisah darimu? Senja demi senja yang kulewati jadi sendu karena kamu meninggalkanku untuk beristirahat memulihkan tubuhmu. Tak ada yang lebih pedih dari pada kehilangan dirimu. Tak ada yang bisa menggantikan Calvinku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun