Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Editing Foto di Medsos, Kalian Mau Menipu?

9 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 9 Juni 2019   06:02 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
White is Pretty (Dok pribadi)

Gimana? Cantik kan Young Lady? Kata my mom, Young Lady kayak Princess.

Foto itu diambil dua hari yang lalu. Sebelum berangkat untuk momen keluarga di hari terakhir rangkaian hari raya. Inilah Young Lady cantik, dengan dress putih yang masih baru. Young Lady sukaaa banget warna putih. White is pretty. Putih itu menawan.

Sayangnya, Young Lady cantik berfoto sendiri. Tak ada malaikat tampan bermata sipit berdiri mendampingi. Young Lady sih pengen dia memakai jasnya sambil berdiri di sini.

Back to focus. You know? Foto ini sama sekali nggak diedit. Iya, benar.

Sejak dulu hingga sekarang, Young Lady tidak pernah memakai aplikasi apa pun untuk mengedit foto. Young Lady juga jarang mengunggah foto di platform medsos. Hanya sekali-sekali kalau ingin saja. Itu pun tak ada maksud mencari like/followers sebanyak mungkin. Hanya sekedar kesenangan dan aktualisasi diri.

Anyway, apa sih alasan orang mengedit fotonya di medsos? Ada tiga alasan. Seperti dilansir BBC. Mau tahu apa saja alasannya?

First, menaikkan rasa percaya diri. Ok fine. Berarti, orang-orang yang suka edit foto selfienya di medsos punya krisis kepercayaan diri. Maybe...sangat besar kemungkinan itu. 

Krisis kepercayaan diri membuat mereka tergerak mengandalkan aplikasi untuk mengedit foto. Pikir mereka, standar kecantikan/ketampanan diukur berdasarkan standar aplikasi. Sebuah mindset yang stupid kata Young Lady.

Second, ketakutan dianggap jelek. Alasan kedua masih berhubungan dengan poin pertama. Ada rasa takut di hati para editor foto amatir di jagat medsos bila penampilan mereka jelek. So, mereka menghalalkan aplikasi untuk memodifikasi wajah mereka semulus dan se-charming mungkin. Hellooooo, memangnya aplikasi pencipta wajah kita? Tentu saja tidak, baby.

Third, ingin mendapat banyak like. Nah, ini menggelikan. Ngapain sih terobsesi sama like? Biasa aja kan bisa. Nggak perlu targetlah harus dapat like berapa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun