Cita-Cita Jose
Jose sering memikirkan apa yang akan dilakukannya kalau sudah dewasa nanti. Mau jadi apa ya?
Sewaktu Ayah Calvin mengajaknya liburan ke Singapore, Jose bertemu seorang tour guide. Ia pikir asyik juga menjadi pemandu wisata. Bisa jalan-jalan setiap hari, dan bisa berkenalan dengan banyak orang. Dengan mantap, ia berkata pada Ayah Calvin.
"Ayah, aku mau jadi tour guide."
Ayah Calvin hanya tersenyum. Mengusap-usap kepalanya, lalu menjelaskan kalau menjadi tour gide harus menguasai Bahasa Inggris. Kalau perlu, belajar banyak bahasa asing lainnya.
"Nggak masalah. Jose kan pinter," tanggapnya percaya diri.
Memang benar kok. Jose juara umum di sekolahnya semester lalu.
Setelah Jose mengutarakan cita-citanya ingin menjadi tour guide, Ayah Calvin memberinya banyak buku tentang bahasa dan paiwisata. Diperkenalkannya pula Jose pada sejumlah tour guide kenalannya. Jose pun didaftarkannya masuk lembaga kursus Bahasa Inggris dan Bahasa Prancis. Semua support dan fasilitas Ayahnya ia manfaatkan sebaik mungkin.
Akan tetapi, cita-citanya berubah saat ia mengikuti kompetisi musik. Jose yang tampan, bersuara bagus, dan pintar main piano, ingin jadi penyanyi! Makin sering dia menjadi bintang tamu di acara on air dan off air. Kebolehannya bernyanyi dan bermain piano tak diragukan lagi. Jose paling antusias kalau bisa berkolaborasi dengan teman-temannya.