Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah, Kenapa Tidak Ada yang Mendoakan Kita?

17 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 17 Mei 2019   06:05 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Glorifikasi? Minoritas? Apa itu, Ayah?"

Sepertiga malam ini, Jose tak mau dibacakan buku. Ia malah meminta lanjutan diskusi tentang doa.

Hening sesaat. Ayah Calvin membaringkan tubuhnya di ranjang. Dia memeluk Jose.

"Begini, Sayang. Kebanyakan orang Indonesia menganggap orang Arab itu suci dan sempurna."

"Kenapa?"

"Mungkin karena seiman. Bagi mereka, lebih penting mendoakan yang seiman."

Aneh sekali. Jose tak setuju dengan jalan pikiran seperti itu. Tiba-tiba dia melompat berdiri. Mengabaikan kekagetan Ayahnya, Jose bergaya seperti seorang pengkhotbah di atas mimbar.

"Kalau aku jadi ustadznya, aku akan tambah doanya: Ya, Allah, jagalah saudara-saudara kami orang Tionghoa, orang Manado Borgo, orang Linggong, orang Aceh Jaya keturunan Portugis."

Ayah Calvin tersenyum bangga. Anak sekecil itu sudah tahu artinya mengasihi dalam perbedaan.

"I proud of you, My Lovely Son." ujarnya tulus.

Jose kembali menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Lengannya terlipat di depan dada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun