Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Incest"

5 Maret 2019   06:00 Diperbarui: 5 Maret 2019   06:19 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by HoliHo on Pixabay.com

Tuk mencintaimu

Sekali dalam hidupku

Kasihku dengarkan

Hanya engkau yang bisa

Temani hidup ini

Sampai akhir usia kita (Rio Febrian-Maafkan).

Adica bernyanyi dan bermain biola tepat di depan Syifa. Berusaha meluluhkan hati gadis itu, mendapat maaf darinya.

Syifa menundukkan wajah, menghindari pandangan Adica. Kerak-kerak es di dinding hatinya luluh berantakan. Bola matanya berawan.

Calvin terenyuh. Begitu cara Adica meminta maaf. Ia takkan menghakimi, sungguh takkan menghakimi. Bahkan pria tampan itu tergerak memainkan piano. Sayangnya, tak ada piano di sini.

Revan bertolak pinggang. Ia mengerti, sungguh mengerti arah perasaan Adica dan Syifa. Janggal, pikirnya. Beginikah kakak dan adik saling menyayangi?

Bukan, itu bukan rasa sayang kakak-beradik. Benang konklusi menyatu. Sejurus kemudian, Revan berbalik. Diam-diam menyelinap meninggalkan apartemen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun