Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Langit Seputih Mutiara] Peluru-peluru Berlepasan, Separatis

7 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 7 Desember 2018   05:59 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Pixabay.com

Tiap langkah yang kita pilih

Meski terkadang perih

Harapan untuk yang terbaik... (Sheila on 7-Hujan Turun).

Arlita bernyanyi pelan. Tenggorokannya tercekat. Tergetar batinnya menerima perhatian Adica.

Matanya memanas. Dua titik bening menjatuhi pipi Arlita. Melihat itu, Adica memeluk Umminya seraya bertanya.

"Ummi kenapa?"

"Kau tahu? Ummi tak punya anak laki-laki...Ummi tak pernah melahirkan anak lelaki. Kini terasa spesial saat akhirnya Ummi punya seorang putra."

Ruang pemahaman terbuka di hati Adica. Sepersekian menit ia biarkan Arlita menumpahkan haru di pelukannya.

"Aku anak Ummi. Selamanya akan tetap begitu." ujarnya lembut.

"Tapi, bagaimana dengan Rose? Kau terlahir dari rahimnya..." bisik Arlita serak.

"Ibuku hanya satu: Ummi Arlita Maria Anastasia Assegaf."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun