Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Tulang Rusuk Malaikat, Butir-butir Pasir di Laut

23 Oktober 2018   06:00 Diperbarui: 23 Oktober 2018   06:02 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malaikat tampan bermata sipit itu jenuh. Jenuh luar biasa di rumah sakit. Bukannya tak bersyukur dengan pelayanan super mewah. Hanya saja, ia rindu rumah.

"Papa...aku ingin pulang." pinta Calvin.

"Hmmm...ok. Kau sudah dibolehkan keluar dari rumah sakit, anakku." kata Abi Assegaf.

Rona bahagia menepi di wajah tampan Adica. "Benarkah?"

"Benar, Calvin Sayang. Kata Dokter Tian, kamu..."

Ah, peduli apa kata Dokter Tian? Sungguh, Calvin ingin keluar dari tempat ini. Tak adakah yang memahami keinginannya?

Pintu ruangan diketuk halus. Seorang suster mendorong troli berisi nampan sarapan. Tuan Effendi tersenyum ramah. Wajah Calvin beku tanpa ekspresi.

"Selamat pagi," sapa suster itu ramah.

"Pagi, Syifa. Kau tahu? Hari ini aku boleh pulang."

"Alhamdulillah..."

Adica dan Syifa bertatapan. Lalu keduanya bertukar senyum. Cepat Syifa menundukkan wajah. Tak tahan menatapi Adica lama-lama. Tak mampu menahan pesonanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun