Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Kapel dan Tasbih Bicara

21 Agustus 2018   05:57 Diperbarui: 21 Agustus 2018   06:02 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pundak Rossie bergetar. Ia menatapi kalung tasbih di leher Calvin dengan wajah sendu berurai air mata. Sementara sang pemakai kalung menunggu kelanjutan ceritanya.

"Ayah tak merestui hubunganku dengan Revan. Kau tahu kan, seperti apa ayahku? Seorang Muslim Pribumi yang fanatik. Kefanatikannya membesar setelah beliau jadi ulama terkenal."

"I see. Lalu, kenapa Ustadz Abdullah Heryana tak merestuimu dan Revan? Revan kan Muslim juga, sama seperti kita."

"Nah, itu sebabnya. Ayah tak percaya kalau Revan seorang Muslim."

Ini menyedihkan, sungguh menyedihkan. Calvin terenyak. Kejamnya stereotip. Melukai perasaan, menghalangi kebahagiaan.

"I feel sorry for you. What can..."

Belum sempat Calvin menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara tepuk tangan di pintu kapel. Disusul sebuah suara barithon berteriak.

"Bagus! Ini yang kalian lakukan di belakangku?!"

Cepat-cepat Calvin dan Rossie melepas pelukan. Mereka membalikkan tubuh, terperangah melihat sosok tinggi bermata biru dan berambut pirang di depan pintu.

"Revan?"

**     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun