Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malaikat Melumat Rasa Takut

6 Agustus 2018   05:54 Diperbarui: 6 Agustus 2018   07:02 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh tak enak menjadi Rossie. Tiap kali kasus-kasus SARA menjadi fenomenal, selalu saja ia kena perundungan. Serba salah. Rossie seolah menjadi minoritas di dalam minoritas. Dan, bagaimana bisa anak sekecil dirinya dipaksa mengerti soal kasus-kasus bermotif ras dan agama?

"Sabar ya, my Little Princess. Ini ujian buat Rossie. Jangan takut, Sayang." ujar Calvin menenangkan.

"Rossie harus gimana?" Anak cantik itu setengah takut, setengah putus asa.

Calvin mendekapnya makin erat. "Tetap sabar dan jangan takut. Kalau Rossie takut, teman-teman justru merasa menang. Orang yang membela kebenaran tidak boleh takut, Sayang. Begitu juga orang baik. Rossie kan baik."

Anggukan kepala Rossie membuncahkan semangat Calvin. Malaikat tampan bermata sipit itu melanjutkan kelas motivasinya.

"Tunjukkan kalau apa yang mereka sangka tidak benar. Rossie pasti bisa. Jangan menyerah. Tunjukkan kalau anak Muslim bukan teroris. Buktikan kalau anak secantik Rossie tidak seperti tuduhan mereka."

Malaikat tampan bermata sipit memercikkan motivasi. Rasa takut di hati Rossie perlahan melumat. Hancur menjadi remah. Perlahan lenyap tersapu angin pencerahan.

Bibir Rossie melengkung membentuk senyuman. Semangatnya bangkit. Ia berjanji takkan kalah dari teman-teman pembullynya. Tekadnya bulat.

Awan di bola mata Rossie menghilang. Kini tergantikan pelangi.

**    

"Terima kasih ya, kamu bisa bujuk Rossie sekolah." kata Evita penuh terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun