Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Melodi Silvi] Merangkap Dokter Cinta

5 April 2018   06:47 Diperbarui: 5 April 2018   06:58 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sihar tergeragap. "Oh...tidak, sama sekali tidak. Permintaan maaf ini tulus dari hati. Saya menyadari kesalahan saya."

"Saya tak ingin dikasihani, Sihar. Tapi saya percaya kamu meminta maaf dengan tulus. Jauh sebelumnya, saya sudah memaafkanmu."

"Anda memaafkan saya? Syukurlah...terima kasih." Kelegaan terpancar di wajah Sihar. Calvin menatap adik angkatnya penuh kasih. Bangga pada adiknya yang berjiwa besar dan pemaaf.

Sejurus kemudian ketiganya berjalan beriringan menuju koridor kedua. Banyak petinggi perusahaan yang melihat adegan itu. Mereka salut dan terpesona. Saat melewati tangga, Calvin menahan langkah Adica. Sihar ikut menghentikan langkah.

"Jangan lewat tangga, Adica. Kita pakai lift saja." cegah Calvin.

Betapa cepatnya situasi berbalik. Beberapa bulan lalu, Adica protektif pada Calvin. Sampai-sampai meminta Anton menjaganya. Sekarang justru Calvin yang over protektif pada Adica.

Di dalam lift, Adica meminta sesuatu pada Calvin. Ia ingin berziarah ke makam kedua orang tuanya. Calvin setuju. Ia pun ingin menziarahi makam Papa-Mamanya.

**     

Syukur tak pernah lepas dari hatinya. Beginilah jadinya bila berbuat sesuatu demi kebaikan. Selama mendampingi dan membantu Syifa merawat Adica, Calvin merasa sehat. Ia seolah diberi kekuatan oleh Allah. Dirinya memegang amanah menjaga adik angkatnya yang sakit parah. Ia pun mendorong dirinya sendiri untuk tetap kuat. Buktinya, Calvin tak merasakan sakit sedikit pun. Allah selalu merestui niat baik.

Allah memudahkan langkahnya. Tak terkecuali saat menyetir mobil dalam jarak jauh dari kota bunga ke San Diego Hills. Berkali-kali Adica ingin menggantikan, tetapi ditolaknya. Seetengah perjalanan, Calvin toh mengalah juga. Ia melakukannya hanya karena ingin menyenangkan hati Adica.

Alhasil sisa perjalanan dilewati Calvin dengan memperbaharui isi melodisilvi.com. Hari ini Calvin tertarik mengangkat isu kebocoran data Facebook dalam tulisannya. Menurut Calvin, bocornya data Facebook barulah awal sebelum masa keterbukaan data. Brilian juga pemikirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun