Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Harapkan Dia Kembali

11 Agustus 2017   06:21 Diperbarui: 16 Agustus 2017   01:21 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Calvin Wan adalah pria yang sempurna di mataku. Ia ayah, suami, sahabat, pendamping hidup, dan kekasih sejati. Beruntung aku ditakdirkan sebagai wanita yang mendampinginya. Meski Calvin bukan yang pertama, tapi dialah yang terakhir."

Dalam waktu singkat, foto itu dipenuhi puluhan like dan komentar. Tak sedikit netizen yang iri dan cemburu. Mereka mendambakan pria seperti Tuan Calvin sebagai pasangan hidup. Tersenyum puas, Nyonya Calisa meletakkan kembali smartphone-nya dan fokus pada artikelnya.

**    

Rush berwarna silver itu hanya satu dari sekian banyak mobil yang terjebak padatnya arus lalu lintas di Jalan Ir. H. Djuanda. Orang terkadang lebih suka menyebutnya Jalan Dago.

Weekdays atau weekend tak ada bedanya. Tetap saja pengguna jalan dihadang kemacetan. Membuat mereka terkadang berpikir ulang untuk bepergian jika tidak benar-benar perlu.

Demi membunuh waktu, Tuan Calvin membuka media jurnalisme warga tempatnya one day one article dari tabletnya. Nyonya Calisa melakukan hal serupa. Sedangkan Clara mendengarkan lagu-lagu favoritnya dari audioplayer.

"Aku membaca artikelmu, Calisa." Tuan Calvin memulai pembicaraan.

"Oh ya? Bagaimana pendapatmu?" sambut Nyonya Calisa antusias.

"Aku tidak setuju dengan tulisanmu pagi ini."

Senyuman di wajah Nyonya Calisa sedikit memudar. "Why?"

"Materi bukan segalanya. Kebahagiaan tidak hanya karena materi. Aku sering menemukan orang-orang yang hidup sederhana, tapi mereka sangat bahagia. Mereka tidak punya motor, tidak punya mobil. Tapi tetap bahagia."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun