Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mau Punya Hubungan yang Sehat? Jujur dan Terbukalah

6 Mei 2017   06:58 Diperbarui: 6 Mei 2017   08:39 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masa transisi pasti ada. Orang akan merasakan perubahan emosi setelah mendengar kejujuran yang terpahit. Biarkan dia tenang. Tunggulah sampai dia melewati masa transisinya. Terimalah saat dia ingin menumpahkan kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan pada kita. Percayalah, itu semua hanya sesaat. Kelak masa transisi itu akan berlalu.

3. Terimalah dan maafkan

Langkah ketiga ini khusus untuk orang yang baru mendengar kejujuran. Di awal, wajar jika kita merasa marah dan kecewa. Tapi usahakan jangan terlalu lama larut dalam emosi negatif. Jangan biarkan rasa sedih, marah, dan kecewa merusak pikiran dan hati kita. Belajarlah menerima masa lalu dia. Bersikaplah realistis. Masa lalu tak bisa diubah. Catatan buruk seseorang tak mungkin dihapus. Yang bisa kita lakukan hanyalah menerima dan memaafkan. Terimalah masa lalu dia, maafkan kesalahan-kesalahannya. Maafkanlah kebohongannya pada kita. Ingat, setiap orang masa lalu. Baik itu masa lalu yang baik maupun buruk. Dia punya masa lalu, kita pun memiliki masa lalu.

4. Jangan menghakimi, tapi memahami

Menerima dan memaafkan saja tak cukup. Hindari untuk menghakimi seseorang yang kita cintai hanya karena masa lalunya. Berusahalah untuk tidak mengungkit-ungkit masa lalunya. Dari pada menghakimi, lebih baik kita memahami dirinya. Mengerti dirinya luar-dalam. Jangan sampai penilaian kita berubah setelah kita tahu rahasia dan masa lalunya. Rahasia yang ia sembunyikan, masa lalu yang pernah ia alami, tidak mempengaruhi kepribadiannya. Dia tetap pantas dicintai dengan segala kelebihan, kekurangan, rahasia, dan masa lalunya. Kecewa boleh saja, namun kekecewaan itu tidak boleh merusak kelembutan dan cinta di hati kita.

5. Memulai lembaran baru

Setelah kita tahu tentang rahasianya, mulailah membuka lembaran baru bersamanya. Jaga lembaran baru itu tetap bersih. Buatlah relasi yang sehat dengan dia setelah kita membuka lembaran baru. Jadikan kesalahan-kesalahan di masa lalu sebagai evaluasi agar kita lebih baik dan bijak lagi di masa kini. Biarkan segalanya berproses. Tetap sabar, berpikir positif, saling memahami, dan mempertahankan kejujuran serta keterbukaan.

6. Jangan berhenti mencintainya

“Ternyata kamu seperti itu ya? Aku kecewa sama kamu...aku benci sama kamu.”

Itulah reaksi yang sering muncul saat seseorang mengungkapkan rahasia atau keburukan di masa lalunya. Hati berbalik seratus delapan puluh derajat. Mulanya cinta, jadi benci. Mulanya ramah, jadi marah. Mulanya lembut, jadi keras. Akankah kita berhenti mencintai seseorang hanya karena rahasia atau catatan buruk dalam hidupnya? Tegakah kita mencampakkan seseorang begitu saja lantaran satu kesalahan?

Janganlah berhenti mencintainya. Justru kita harus menghargai kejujurannya. Sedikit orang yang berani jujur dan terbuka pada orang yang dicintainya. Banyak dari mereka yang lebih memilih menghindar dan menutupi segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun