Mohon tunggu...
Mayangthika
Mayangthika Mohon Tunggu... Guru - Guru || Penulis

~ Hujan kecil penghujung November ~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Hari Guru, Tetaplah Menjadi Sumber Inspirasi

26 November 2021   07:49 Diperbarui: 26 November 2021   07:53 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak & Ibu Guru SMA Taruna Terpadu Bogor. Sumber : Pribadi

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir
Di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa.

Kamis (25/11) lalu, saat jam terakhir di kelas tiba-tiba terdengar pengumunan dari soundsystem sekolah “Anak-anak semua, sekarang silahkan berdiri dan kita akan sama-sama menyanyikan hyme guru untuk memperingati hari guru yang jatuh hari pada hari ini.”

Dengan serentak mereka semua berdiri, dan tanpa dikomando lagi mereka lalu mengeluarkan semua handphone mereka dan menyalakan lampu kamera sambil menyayikan lagu hyme guru. Ada rasa senang campur terharu saat saya mendengarkan mereka bernyanyi. Hingga tidak terasa menitikkan air mata. Masya Allah.

Sekilas terbesit kenangan saat saya masih menjadi siswa. Ada banyak cerita yang tercipta. Dari lari keliling lapangan karena datang terlambat, di hukum berdiri di depan kelas karena tidak mengerjakan PR, memenangkan lomba Kartini, bertengkar dengan teman hanya karena hal remeh temeh, izin ke toilet tapi lari ke kantin, hingga izin ke UKS bukan karena sakit tapi karena mangkir dari beberapa pelajaran yang tidak saya sukai. Ah serunya, hehehe.

Ada beberapa guru yang menjadi favorit saya. Saya hanya suka dengan mereka yang tidak hanya mengajarkan materi pelajaran dari buku, namun mereka yang bisa "berbagi" cerita dan pengalaman sehingga bisa memberikan saya sebuah pembelajaran dan inspirasi.

Sejak tahun 2010 lalu, saya memutuskan untuk terjun di dunia pendidikan. Alasan awalnya karena sudah terlanjur mengambil jurusan pendidikan, lalu karena "jam kerja" sebagai guru yang fleksibel, hingga akhirnya saya menyadari bahwa dengan menjadi guru, saya bisa ikut terjun langsung dalam perkembangan zaman.

Mendidik sesuai dengan zamanya.

Sabda Rasulullah SAW: "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian". 

Artinya, ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan.

Siswa zaman tahun 90an sekitar 30 tahun yang lalu saat televisi dan handphone masih menjadi barang yang mewah pembelajaran hanya dilakukan satu arah, artinya pembelajaran lebih banyak dari sisi guru. Kami hanya mendengarkan dan sesekali bertanya bila ada yang belum paham. Bahkan untuk ke beberapa guru, kami enggan bertanya karena sungkan atau takut. 

Berbeda dengan sekarang, para siswa lebih kritis dibanding dengan dahulu. Secara sopan dan dengan ciri khas anak zaman now, mereka akan segera mengingatkan kita bila kita tidak sengaja telah keliru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun