Mohon tunggu...
Mayangthika
Mayangthika Mohon Tunggu... Guru - Guru || Penulis

~ Hujan kecil penghujung November ~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Cermin yang Retak, Momok Menakutkan untuk Si Sulung, Benarkah?

13 Maret 2021   07:00 Diperbarui: 13 Maret 2021   07:19 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
williscreative.co.uk, diolah

"Coba lihat kakak mu itu, kalau tidak bisa lebih ya minimal kamu harus bisa kaya dia". Kalimat yang sering didengar oleh saya dan teman-teman semua yang menyandang status anak sulung. Benar bukan? 

Kalimat yang lazim diucapkan, ringan didengar tapi memiliki makna yang cukup dalam dan berat. Bagaimana tidak, semua hal selalu terpusat pada si sulung ini.

Sebenarnya, siapa si sulung ini?

Sulung, adalah anak pertama atau tertua dari sepasang orangtua. Menjadi anak sulung selalu menjadi "kelinci percobaan" bagi orangtuanya, karena para orangtua belum mempunyai pengalaman dalam hal mengurus anak. Semua hal yang berhubungan dengan anak rata-rata menjadi over protektif. 

Ada beberapa sifat yang melekat secara alami pada anak sulung, diantaranya:

1. Lebih Mandiri

Karena ayah dan ibu sibuk dengan aktivitas  sang adik, maka saya dan sulung lainnya harus bisa berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri. Kalau sudah benar-benar tidak bisa, baru meminta tolong. Setiap ada suatu kendala baru maka para ayah dan ibu selalu bilang "Ayo coba selesaikan sendiri dulu." Maka secara otomatis kemandirian terbentuk dengan sendirinya.

2. Pekerja keras

Bagaimana tidak? Sulung selalu bersemangat membantu ayah dan ibunya. "Kak, tolong ambilkan popok adek." "Kak, tolong ini....atau itu...." Dengan sigap. Apalagi kalau ingin mencuri perhatian ayah dan ibu, pasti lebih kerja keras lagi. hehehe.

3. Lebih Peka dan waspada

Selalu di situasi yang tak terduga, membuatnya lebih cepat beradaptasi. Misalnya: Kalau di rumah lagi repot,maka dia tahu apa yang harus dia lakukan. Bila sedang bermain di luar, dia selalu mendapatkan pesan "jaga adek ya ka." sehingga secara naluriah dia juga tumbuh menjadi lebih waspada.

Dan masih banyak lagi sifat yang lainya.

Namun pada umumnya anak sulung memiliki kualitas kepribadian yang diinginkan oleh kebanyakan orang tua. Menjadi anak pertama yang diharapkan menjadi contoh positif bagi adik-adiknya membuat mereka mengembangkan kepribadian sebagai anak yang patut diteladani. Anak sulung itu akhirnya diibaratkan menjadi sebuah cermin bagi adik-adiknya.

Diharapkan si sulung menjadi cermin yang baik, yang bisa di jadikan contoh dari prestasi yang sudah di dapat. Semua yang bercermin di cermin yang baik, akan memantulkan bayangan yang baik juga.

Cermin yang baik akan memantulkan bayangan yang positif

Lalu bagimana bila mereka tidak berhasil menjadi teladan? Retak. Ya, kegagalan yang diterima akan menjadikan dia seperti cermin yang retak. Setiap orang yang melihatnya pasti menjadi kecewa dengan pantulannya.

Berat bukan tugas si sulung ini? Namun, sebagai seorang anak sebaiknya kita harus berusaha untuk menjadi anak yang baik. Menjadi cermin yang tidak hanya bagus namun juga baik untuk adik-adiknya kelak.

Bagaimana menurut pendapat teman-teman semua?

Semoga menginspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun