Kamu pernah ngalamin gak, ketika beli suatu barang di supermarket yang niatnya beli satu barang doang, tapi pulang-pulang bawa dua barang atau lebih? Hihi, aku pernah juga seperti itu. Tapi kok bisa yaa, itu terjadi? Yuk cari tau bareng...
If you want to read my blog without ads and explore a collection of posts about technology, feel free to visit my personal blog at https://y-intelligence.vercel.app/.
Jadi ternyata hal ini karena kita telah kejebak oleh trik marketing dari supermarket itu loh. Haa, kok bisa? Iya, seperti gambar di atas, seorang nenek contohnya ingin membeli sebuah pisang, namun kok arah pandangannya menuju juga pada barang lain. Nah, petugas supermarket tau kalau behaviour manusia mudah terpengaruh yang mana penelitian menujukan bahwa perilaku manusia memang mudah terpengaruh, terutama dalam konteks pemasaran, yang sering disebut sebagai psikologi pemasaran. Contohnya disini seperti teknik priming dalam psikologi pemasaran adalah teknik untuk menciptakan kesan pertama yang positif pada konsumen dengan menggunakan berbagai stimulus sensorik seperti gambar, suara, atau kata-kata tertentu sebelum mereka membuat keputusan pembelian , oleh karena itu petugas menyimpan barang-barang yang mungkin saling terkait antara satu sama lain, yang bikin kita mikir ke arah tertentu. Jika Anda berada di posisi si nenek pada gambar, apa yang Anda beli? Apakah hanya pisang? Tapi karena melihat wortel, susu, dan pisang yang berdekatan, pikiran si nenek mungkin: "Enak juga yaa minum jus pisang dan wortel." Jadinya deh, si nenek yang tadinya mau beli pisang doang, malah kebeli wortel dan susu juga. Dan yeah, trik marketing dari supermarket berhasil! Yang tadinya jika si nenek beli pisang doang itu cuman harga sekian, tapi karena penempatan inventory yang pas, si pihak supermarket bisa raup untung lebih besar.
Haaa gituh yaa, jadi selama ini kita terkena oleh trik marketing supermarket dari cara mereka menyimpan inventory barang-barang itu yaa. Tapi-tapi, kok pintar banget yaa bisa paham behaviour manusia dari urutan penyimpanan inventory barang-barang itu? Apakah ada triknya?
Iya ada triknya, dalam menentukan tempat inventory suatu barang dikenal dengan teknik market basket analysis (metode association rule). Namun, sebelum mengenal lebih jauh mengenai teknik tersebut, yuk kenalan dulu dengan konsep data mining yang mempelopori teknik tersebut hadir.
What Is Data Mining?
Data mining atau dikenal juga sebagai KDD (Knowledge Discovery in Databases) adalah suatu proses untuk mengekstraksi pengetahuan yang menarik dalam bentuk rule, regularities, pola, constraint, dan lain-lain dari data yang tersimpan dalam sejumlah besar basis data. Terus apa kaitannya dengan case kita di atas tadi? Yah, dalam menentukan tempat inventory suatu barang, si petugas supermarket harus melakukan data mining terlebih dahulu, yaitu dengan menggunakan data historical pelanggan untuk mengekstraksi suatu pengetahuan. Tujuannya agar si petugas supermarket bisa tahu behaviour pelanggannya dari transaksi-transaksi sebelumnya, yang mana dari data itu petugas supermarket bisa tahu hubungan antara barang satu dan barang lainnya berdasarkan catatan pembelian user sebelumnya.Â
How the Process of Doing Data Mining?
First thing first, agar teknik marketing supermarket berhasil, obviously supermarket harus punya sebuah database untuk merekam catatan pembelian setiap user di supermarket tersebut. Karena data is like the new oil in the 21st century, dari sebuah data kita bisa menggali dan mendapatkan suatu insight. Namun sebelum itu, tentu saja pihak supermarket perlu melalui tahap data cleaning terlebih dahulu, yang mana dari kumpulan data pembelian user bisa saja terjadi inkonsistensi data, seperti ada kesalahan input yang dilakukan oleh petugas kasir dalam mencatat pembelian dari seorang pelanggan. Kemudian, dari data yang sudah bersih, kita bisa memilih jenis data apa saja yang relevan dari task kita yang kita selesaikan, which is dalam data pembelian bisa saja ada id pelanggan, nama pelanggan, barang yang dibeli, harga, dan lain-lain, sesuai dengan rules yang ada di setiap supermarket. Dari data tersebut kita bisa memilih kolom data apa yang sesuai untuk diselesaikan. Setelah data telah sesuai dengan apa yang kira-kira kita inginkan, kita akan lanjut pada proses inti, yaitu data mining process, yang mana di sini kita akan menggunakan suatu method atau algoritma yang dapat diaplikasikan untuk mengekstraksi kumpulan data sebelumnya. Kemudian si pihak supermarket bisa melihat patterns data customernya dan dapat menyetting sebuah rule dari pattern tersebut, yang kemudian bisa dijadikan sebuah knowledge/pengetahuan untuk bisa dibuatkan sebuah system yang bisa mendukung untuk keuntungan supermarket sendiri. Yang mana tujuan kita itu adalah membuat inventory barang sesuai behaviour pelanggan. Terus dalam data mining process tadi ada sebuah method yang dipakai, itu method apa? Yah, dalam metode data mining itu ada 3, yaitu Association Rule, Classification, dan Clustering. Dan pada case ini kita akan menggunakan metode Association Rule.