Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Air Terjun Girimanik

7 September 2013   02:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:15 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tiap pulang lebaran tidak lupa saya mampir ke salah satu objek wisata yang letaknya tak jauh dari rumah. Hanya sekitar 2kilo atau 30 menit perjalanan dengan motor. Air terjun Girimanik salah satu tempat wisata yang tak kalah menarik dengan air terjun Grojokan Sewu yang terletak di Tawang Mangun. Jawa Tengah. Memang Giri Manik belum terlalu familiat di kalangan masyarakat luas dibandingan Grojokan Sewu.tapi tiap hari lebaran pasti selalu ramai penngunjung tak hanya dari masyarakat sekitar, yang dari luar kota juga banyak. Terutama dari Jawa Timur.

Jika ditilik dari letak geografis, Giri Manik masuk kecamatan Slogohimo, Kabutapen Wonogiri, menjadi daerah persimpangan yang cukup ramai. Jika ke timur, akan menuju wilayah Kecamatan Purwantoro yang menjadi daerah perbatasan Jawa Tengah dengan wilayah Jawa Timur, sementara jika ke selatan akan menembus wilayah Jawa Timur pula. Terletak di kecamatan Slogohimo yang masuk ke kabubaten wonogiri (kurang lebih 30 km ke arah timur menuju kota ponorogo, jawa timur).

Ada 3 Air Terjun di kawasan wisata ini. Manik Moyo, Tejo Moyo, dan Condromoyo. Air Terjun Manik Moyo mempunyai ketinggian 70 meter sedangkan Air Terjun Tejo Moyo mempunyai ketinggian 30 meter. Untuk menuju Air Terjun Manik Moyo diperlukan waktu sekitar 5 menit dari lokasi perkemahan.. Selain tak  jauh dari Air Terjun Manik Moyo terdapat sebuah tempat sakral peninggalan atau petilasan Raden Mas Said yang dikenal dengan nama Batu Resi.

Sedangkan untuk ke Air Terjun Tejo Moyo diperlukan waktu 30 menit dari bumi perkemahan  dengan mengambil arah jalan lain menuruni lembah. Untuk ke air terjun yang ketiga Condromoyo, dari jalur kedatangan tepat di persimpangan antara bumi perkemahan dan Air Terjun Tejo Moyo mengambil jalan ke arah kanan.  Waktu yang diperlukan ke air terjun ketiga ini sekitar 15 menit.

Sebelum menuju ke lokasi air terjun kita terlebih dalu dimanjakan dengan pemandangan yang asri memanjakan mata dan semakin mendekat kan kita dengan alam. Ada persawahan dan ladang. Kita bias memetik sendiri sayaur mayor yang di tanam penduduk dengan harga murah tidak sampai sepuluh ribu. Ada juga buah buahan seperti durian.

Tanaman nilam atau dilem tumbuh subur di seketitar daerah ini. Nilam bisa  dikembangkan menjadi minyak atsiri yang disebut minyak eteris atau minyak terbang  yang dimanfaatkan sebagai obat-obatan seperti anti septik, anti jamur, anti jerawat, obat eksim, dan kulit pecah-pecah, serta ketombe, mengurangi peradangan, bahkan dapat membantu mengurangi kegelisahan dan depresi, atau membantu penderita insomnia (gangguan susah tidur) dan bersifat afrodisiak meningkatkan gairah seksual.

Kita juga akan menghirup udara sejuk, pohon pinus tumbuh berjajar dan dari kejauhan juga tampak puncak mahameru, gunung tertinggi di jawa.memang harus berhati hati banyak jalan yang curam apalagi ketika musim hujan.

Tak jarang banyak kecelakanan, apalagi kebanyakan pengunjung mengendarai kendaraan roda dua sedang ada jalan belum beraspal dan masih berupa batu yang ditata, yang terkadang tak rata. Ada yang sudah diaspal tapi tetap memperhatikan, banyak yang berlubang dan sangat membahayakan. Masalah keadaan jalan yang rusak memang memperhatinkan karena sepertinya Pemda kurang tanggap padahal sudah sering diusulkan dari beberapa tahun lalu, dari saya masih duduk di bangku sekolah menengah (2002) sampai sekarang belum ditanggani serius. Jadi tak heran. Tiap musim hujan sering tempat wisata giri manik ditutup untuk umum. Selain karena factor jalan, lonsor juga sering terjadi meski selama ini tak memakan korban jiwa. air sungai meluap.

Meski begitu, masih ada yang menarik dari temapt wisata ini yaitu masyarakatnya yang masih melestarikan tradisi warisan nenek moyang. Tradisi Susu Wangan, di geral tiap tahun. Setiap hari sabtu kliwon di bulan Besar (kalender jawa). Dimana 357 nasih tumbeng serta ayam goring utuh (ingkung) di kirab bersama gunungan yang tersusun dari sayur mayor. Kirab dilakuakan dengan perjalanan sekitar 500 meter menuju pintu pos pertama.

Banyak wisatawan yang tak melewatkan acara tersebut, warga sekitarpun sangat antusias. Mereka ingin mendapatkan uba rampe yang dibagi bagikan setelah dikirab, selain itu juga ada hiburan kesenian reog, permainan musing lesung yang dimainkan empat perempuaan serta festival jajanan tradisoanal. Sebelumnya, juga ada pagelaran wayang semalam sntuk.

Tradisi Susu wangan bentuk syukur kepada Sang Pencipta atas air yang melimpah sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup.

Setelah diadakan upacara selamatan, masyarakat bersama-sama membersihkan saluran air yang mengalir dari  mata air pegunungan sampai kedesa dengan harapan agar air selau mengalir dan bermanfaat bagi masyarakat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun