Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Engagement dan Social Esteem yang Sehat

22 Februari 2025   12:56 Diperbarui: 23 Februari 2025   06:36 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi--Interaksi sosial. (Freepik)

Pada akhirnya, meskipun iklim di dalam kelompok tersebut tidak sesuai dengan harapannya, ia tetap berusaha untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari anggota lainnya. 

Hal ini dilakukan dengan cara terus berpartisipasi dalam kegiatan kelompok meskipun peranannya terbatas dan tidak banyak mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan pemikiran. Ia merasa bahwa bertahan di dalam kelompok tersebut adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan social esteem, karena ia tidak memiliki jaringan sosial lain di luar kelompok untuk mengisi kekosongan atas pengakuan sosial yang ia butuhkan.

Meskipun ia merasa tertekan oleh iklim yang tidak terbuka, dengan berpartisipasi aktif dan memberikan kontribusi, ia tetap mendapatkan sedikit pengakuan, meskipun hanya dalam bentuk penghargaan kecil. Ini mengangkat sedikit rasa social esteem-nya, meski ia tetap merasa kebutuhan untuk perubahan yang lebih terbuka belum sepenuhnya tercapai.

Dari pengandaian kasus diatas, meskipun individu ini berusaha untuk bertahan demi mendapatkan social esteem, ketidaknyamanan yang dialami dapat memiliki dampak negatif jangka panjang pada organisasi atau kelompok tersebut. Jika anggota merasa terpinggirkan atau tidak dihargai, mereka mungkin mulai kehilangan minat atau motivasi untuk berkontribusi. Hal ini bisa menyebabkan penurunan kualitas partisipasi anggota lainnya, yang pada akhirnya mengurangi efektivitas dan produktivitas kelompok.

Selain itu, ketidakterbukaan dalam kelompok yang terlalu sentralistik dapat menciptakan atmosfer yang tidak sehat, di mana hanya pandangan atau ide dari beberapa orang saja yang dihargai. Ini berpotensi membuat anggota lain merasa tidak didengar, bahkan menjauh dari kelompok. 

Jika masalah ini dibiarkan, bukan tidak mungkin bahwa kelompok tersebut akan kehilangan kreativitas, keragaman ide, dan potensi untuk berkembang. Dalam jangka panjang, ketidaknyamanan ini dapat menyebabkan retaknya hubungan antar anggota dan berkurangnya rasa saling percaya.

Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa social esteem yang sehat dalam sebuah komunitas sangat dipengaruhi oleh engagement yang aktif. Meskipun ada ketidaknyamanan, dengan memeluk erat komunikasi dan partisipasi yang jujur dan tulus, setiap individu dapat merasakan peningkatan penghargaan sosial. Ini membantu menciptakan rasa memiliki dan meningkatkan kualitas hubungan antar individu dalam kelompok. 

Ketika engagement dilakukan dengan cara yang membangun dan inklusif, social esteem pun dapat terwujud dengan lebih kuat, meskipun tantangan atau ketidaknyamanan awal tetap ada. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu dalam kelompok baik itu leader ataupun team members untuk menciptakan iklim yang terbuka, mendengarkan setiap suara, dan memberi ruang bagi ide-ide baru, agar dapat mempertahankan keberlanjutan dan pertumbuhannya.

***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun