Bu EG, 47 th, mengungkapkan bahwa hatinya tergerak untuk ikut acara ini karena adanya sharing informasi bahwa di PMI Sleman status stok darahnya menipis padahal banyak permintaan kebutuhan darah untuk pasien. Rupanya hal ini mengetuk sisi kemanusiaannya sehingga akhirnya meniatkan hati  untuk melangkah mendonorkan darahnya untuk pertama kali dalam hidupnya. Dan setelah donor ia mengungkapkan perasaannya lega, dan badannya terasa lebih enteng. Dan yang menarik adalah ia siap mendonorkan darahnya kembali 60 hari dari sekarang. Sebuah langkah besar telah ia lakukan untuk berani mendonorkan darah, melawan keraguan dan ketakutan terhadap jarum suntik dan berbagai pikiran lain yang mengganggu. Nyatanya setelah jarum menembus pembuluh dan darah mengalir melalui selang menuju kantong darah, saat itu juga keraguan, ketakutan, dan semua pikiran yang mengganggu ikut luruh mengalir keluar dari hatinya.
Satu hal yang pasti, dengan mendonorkan darah kita kepada sesama, kita telah membantu mereka mendapatkan pertolongan untuk kelanjutan kehidupan mereka kembali, sebuah kebaikan yang luar biasa. Semoga di masa pandemi yang entah kapan akan selesai ini, masyarakat tidak takut untuk mendonorkan darahnya kembali. Dan bagi yang seumur hidupnya belum pernah mendonorkan darah, tidak ada kata terlambat selama tubuh dalam kondisi sehat dan memenuhi syarat untuk menjadi pendonor. Salam sehat, salam kebajikan.