Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengenang Nenekku yang Tak Mampu Bersuci Lama

10 Mei 2021   16:10 Diperbarui: 10 Mei 2021   16:12 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah piscart (Dokpri)

" Ma dah nempatin sejadah Amih belom?"terdengar terikan Nenek dari arah kamar nya.

"Dah nek!" Jawabku sambil mengambil langkah seribu menuju mesjid sambil membawa sejadah Nenek. Duh nyaris aku lupa.

Tiap tahun keinginan Nenekku untuk pergi ke mesjid tak pernah surut. Ikut sholat isya dan tarawih, mendengarkan pak ustadz memberikan ceramah, lalu ikut tadarusan bareng ibu-ibu pengajian.

Tahun lalu masih bisa sebulan penuh tanpa bolong-bolong.  Selepas shalat magrib aku akan menggelar sejadah untuknya di mesjid. Beliau ingin posisi yang bisa bersender di tembok sementara itu adalah posisi favorit juga buat ibu-ibu yang lain. Makanya harus ditandai tempat di awal biar kebagian.  

Apalagi awal Ramadan dimana jamaah sering meluber hinggga ke jalan. Kalau akhir -akhir Ramadan sih aman, karena jamaah mesjid sudah banyak yang pindah ke toko baju.

Namun tahun ini sepertinya beliau sudah tak kuat lagi untuk mengikuti sepaket ibadah Ramadan itu. Bukan berarti keinginannya sudah tak ada , tetap ada dan masih membara.

Kalau cuma keluhan tak kuat berdiri lama ya wajarlah usianya kan sudah 80 tahun. Kalau sudah tak kuat berjalan menuju mesjid  juga maklum soalnya tenaganya dah irit,jalan kaki ka jauh dikit nafas dah ngak ngik. Kalau masalah tiba-tiba ngantuk menyerang saat pak ustadz baru mengucapkan salam,itu juga ga aneh lah kita juga yang masih mudah sama aja kalau urusan ibadah tiba-tiba merasa lelah.

Alasan Nenek menyerah untuk tidak lagi ke mesjid tahun ini adalah karena ketidak mampuannya untuk menahan 2 hal. Pertama hastrat untuk buang air kecil. Kedua sering membuang gas alias kentut.

Baru juga wudlu,eh sudah kebelet pipis. Baru juga  bersiap-siap ke mesjid eh suara fals kentutnya terdengar . Kalau di runah gampang dia tinggal buka mukena lalu lari ke kamar mandi, lah kalau di mesjid, repot juga dengan kemampuan berjalannya yang tertatih harus bolak balik ke kamar mandi.

Bukan cuma masalah repot untuk bersuci kembali, namun juga Nenek tak mau mengotori tempat ibadah ,ya siapa tahu tanpa sengaja tiba-tiba celana basah. Nenek ingin menjaga kebersihan lantai mesjid dari najis yang mungkin akan dikeluarkannya.

Atas ketidak berdayaannya dalam hal itu maka beliau memilih shalat tarawih di rumah saja. Dengan imamnya aku ,cucunya ini. Karenanya aku jadi harus menghapalkan kembali surat-surat pendek lain setelah selama ini hanya bolak'balik disurat al-ikhlas , An-Nas dan Al-Falaq. 

Karena beliau aku shalat taraweh full satu bulan. Justru karena beliau, saat ada beliau. Ketidak mampuannya dalam menjaga bersuci membuatkupun tak melewatkan tarawih kecuali sedang halangan. 

" Baca suratnya jangan kecepetan!"

Begitu keluhan yang sering terdengar selepas shalat dan salam.

" Tadi takbirnya kurang kenceng jadi ga kedengaran, nenek masih sujud kamu dah salamualaikum!"

Ini keluhan kalau volume suaraku rada kurang

" Besok baca surat itu lagi!"

Nah kalau ini permintaan khusus bacaan surat kalau beliau sakit kakinya kumat.

*******

Ah,itu cerita dulu , cerita 8  tahun silam. Kini beliau sudah tak usah lagi mengkhawatirkan ketidak mampuannya dalam bersuci .Karena sang pencipta sudah memanggilnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun