Ini kisah nyata. Dari seorang wanita, sebut saja namanya Wita (bukan nama sebenarnya) Usianya 40 tahunan. Parasnya manis dengan tahi lalat di bawah bibir.
Pagi ini sudah mendarat di pengadilan Agama. Untuk ketiga kalinya dia  harus menghadiri sidang perceraian. Suami yang sudah menikahinya  lebih dari 15 tahunan menceraikannya.
Alasan menceraikannya juga terbilang gila. Suaminya tergoda wanita yang katanya sahabat karibnya di masa sekolah. Disebut gila karena wanita itu juga memiliki suami dan anak.
Yang membuatnya sedih adalah,semuanya terjadi di saat dia berjuang untuk mengobati puterinya yang divonis menderita autoimun. Baru beberapa bulan ini penyakit itu terdeteksi dalam rentang waktu dimana suaminya mulai selingkuh.
Saat dia bolak balik mengantarkan anaknya ke rumah sakit,suaminya tak kunjung pulang. Tak pernah menghubungi dan tak ada nomor yang bisa dihubungi.
 Bahkan saat akhirnya sang puteri harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan kepastian penyakit,suaminya hanya sesekali datang untuk sekedar menggugurkan kewajiban menutup malu pada tetangga yang membesuk anaknya.
Persis sinetron di tv swasta,sebenarnya sudah ada teguran dari yang Maha Kuasa, suaminya ini  mengalami kecelakaan lalu lintas,dan sempat mengalami cidera tangan cukup parah.
 Namun bukannya tobat, suaminya malah makin menggila, selama di rawat di rumah sakit dia tak ingin dirawat Wita malah ditemani selingkuhannya. Dia diusir dengan hinanya.
Tentu banyak alasan kasus ini terjadi,bisa saja suaminya membela diri dan menyatakan Wita penyebab perselingkuhan ini terjadi,namun sebagai orang awam saya tak melihat sisi manusiawi sama sekali.Â
Wita itu wanita rumahan. Dia mendedikasikan dirinya untuk menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Padahal sempat mengenyam pendidikan D-1. Sehari-hari hanya berkutat dengan pekerjaan rumah,mengurus anak dan suami.
Saat vonis autoimun keluar dari mulut dokter dan perasaan Wita hancur dibuatnya, suaminya tak juga berubah. Bahkan dengan dinginnya pengajuan talak ke pengadilan agama,tak perduli betapa hancur hati Wita.