Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melibatkan Anak dalam Pekerjaan Rumah Tangga untuk Mengajarkan Kemandirian

16 Oktober 2018   03:05 Diperbarui: 16 Oktober 2018   18:14 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah. Foto :Irma Tri Handayani

Katanya Ibu itu multitasking. Bisa memasak sambil mencuci sambil menggendong bayi. Iya sih, tapi multitasking itukan melelahkan. Dan mengerjkan semua menunjukkan tidak adanya kerjasama di rumah dalam melakukan pekerjaan. Semua bergantung pada Ibu. 

Kalau semua dikerjakan ibu, maka penghuni rumah yang lain takkan tahu sulitnya menyelesaikan suatu pekerjaan rumah.  Jangan dibiasakan semuanya tahu beres, karena takkan ada penghargaan dari anggota keluarga yang lain. 

Tak selamanya si Ibu sehat. Kalau anak tak pernah dilibatkan dalam mengerjakan tugas rumah tangga, maka begitu ibu sakit tak ada satu pekerjaanpun yang bisa dikerjalan. 

Rumah akan berantakkan, cucian menumpuk, dan tak ada makanan di meja yang bisa dinikmati. 

Saya mengajarkan anak-anak melakukan tugas rumah. Bukan maksud ekspoitasi anak ya! Pekerjaan ringab seperti mencuci bajunya sendiri. 

Mungkin cuciannya tak bersih biarkan saja, namanya juga proses. Yang penting dia terbiasa mencuci saja duli. Tahu seberapa banyak deterjen yang dibutuhkan saat mencuci, hapal proses apa saja yang harus dilewati saat mencuci. Yang pasti jadi kegiatan rutin mencuci sepatu dan tas mereka seminggu sekali. 

Mereka suka kok mencuci.  Kadang endingnya memang bermain air. Tapi ya tak mengapalah setelah selesai mencuci sekalian saja mandi. 

Untuk anak yang lebih kecil, dilibatkan juga untuk meneruskan pekerjaan kakaknya yaitu menjemur. ya tak usah pakaian yang besar, minimal baju daleman atau baju dianya saja.  

Kita tetap mendampingi selama mereka bekerja. Sambil mengucek baju kita sendiri sambil asyik bercengkrama pekerjaanpun takkan terasa lelahnya. 

Kadang menyetrikapun mereka saya ajarkan juga. Minimal untuk menyetrika singlet dan celana dalam miliknya. Tujuan saya hanya satu, membiasakan mereka mengerjakan tugas rumah tangga. 

Mungkin cara mengerjakannya belum sempurna, tapi biarkan saja. kita tumbuhkan kemandirian .

Jika kita selalu menyuapi mereka, maka mereka akan kesulitan saat tumbuh besar. Mereka akan terus memiliki ketergantungan pada ibunya. Dan pada akhirnya mereka tak bisa apa-apa. 

Membereskan mainan sendiri, membersihkan kamar sendiri harus diajarkan sedari dini. Ini mengajarkan tanggung jawab.  Walaupun kita gatal ingin segera membereskan karena tak tahan melihat berantakkan. 

Ala bisa karena biasa kok, kadang kitanya saja yang tak tega membiarkannya melakukan kerja. Padahal itu baik untuk dirinya. 

Anak lelaki saya suka kalau sudah merengek lapar dan minta cemilan biasanya saya minta bantuan untuk mengolah makanan. Saya yang memberikan araha bahan yang akan dicampur. Namun saat eksekusi karena melibatkan minyak dan api biasanya masih saya yang kerjakan, minimal dia tahu seperti apa makanan kalau sudah matang dan siap disajikan. 

Menyiapkan adonan. Foto:Irma Tri Handayani
Menyiapkan adonan. Foto:Irma Tri Handayani
Jadi, libatkanlah anak-anak pada pekerjaan rumah tangga agar anda sebagai ibu tak kerepotan saat kebetulan banyak yang harus dikerjakan. 

Melakukan pekerjaan bersama juga akan meningkatkan kedekatan Ibu dan anak asal kita melakukannya dengan Fun dan tidak menerapkan standar benar ala kita. Jika dia sudah lelah jangan dipaksakan,kita yang teruskan. 

Dengan membantu Ibunya, anak jadi tahu susahnya mengerjakan rumah sehingga dia bisa menghargai dan tak lupa berterima kasih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun