Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hari Minggu Murahnya Kami

9 Maret 2018   23:04 Diperbarui: 11 Maret 2018   06:56 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena ini hari minggu, maka penumpang kereta api biasanya membludak.  Maklum dekat stasiun Bandung ada pasar baru yang biasa dipilih penduduk Rancaekek untuk berbelanja murah meriah. Selain menuju pasar baru, beberapa dari mereka juga bisa memilih naik kereta untuk menuju kebun Binatang Bandung.

Penumpang kereta membludak di hari minggu. Dok pri
Penumpang kereta membludak di hari minggu. Dok pri
Benar saja kami tak kebagian duduk di kursi.  Si kecil Miyu harus digendong Ayahnya sementara Langit kakaknya berdiri di sampingku.  

Miyuni di gendong ayahnya. Dok pri
Miyuni di gendong ayahnya. Dok pri
Meski berdesak-desakan toh mereka menikmati perjalanan ini. Miyu tak rewel sementara Langit begitu menikmati. Tak percaya?  Silahkan lihat penampakkanya di  bawah ini.

Menikmati perjalanan ala Lalaki Langit. Dok pri
Menikmati perjalanan ala Lalaki Langit. Dok pri
Tak sampai sejam kereta sudah sampai di stasiun Bandung. Waktu yang relatif lebih singkat jika dibandingkan menggunakan angkutan umum.

Selepas dari stasiun kereta ,kami harus melalui jembatan penyebrangan dimana di bawahnya di lintasi kereta. 

Menuju jembatan penyebrangan. Dok pri
Menuju jembatan penyebrangan. Dok pri
 Nah, ternyata seru juga tuh melihat kereta dari atas. Tak disangka anak-anak suka. Mereka heboh malah karena merasa takjub berada di atas kereta.  Begitu juga emaknya hehehe. 

Takjub melihat atap kereta. Dok pri
Takjub melihat atap kereta. Dok pri
Seturunnya dari jembatan kami melewati jalan yang cukup rimbun. Masih banyak pepohonan disana sini.

Sebenarnya ada angkutan umum yang bisa kami pilih untuk menuju GOR Pajajaran. Namun bukan suamiku kalau idenya biasa saja. Dengan cueknya dia meminta kami berjalan kaki. Diselipi lomba siapa paling cepat berlari. Pesertanya tentu saja suamiku yang menggendong Miyu dan langit.

Emaknya sebagai wasitlah hahaha, mana kuat ikut-ikutan dengan mereka. Sebenarnya tak terlalu jauh sih tapi juga tak bisa dikatakan dekat. Tapi berkat lomba ini jadi tak terasa.

Karena rimbun maka jalan yang kami lewati terasa teduh dan sejuk.

Sekitar setengah jam tibalah di GOR Pajajaran. Langit bersiap diri di temani Sang Ayah. Miyu dan Emaknya jadi Pemandu sorak di bangku penonton. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun