Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Seorang petani yang menyukai menulis disaat waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sulitnya Menghapus "Butterfly Effect" di Barcelona, Apakah Transformasi Dibutuhkan?

18 Oktober 2022   13:48 Diperbarui: 19 Oktober 2022   16:25 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Xavi harus memutar otak untuk mendapatkan komposisi pemain yang tangguh, agar bisa mengimbangi bahkan mengalahkan permainan lawan (AFP/KARIM JAAFAR via KOMPAS.com)

Saat ini Barcelona sedang dihantui efek kupu-kupu atau butterfly effect, dan hal ini juga diakui oleh presiden Barcelona Joan Laporta ketika ia berbicara di depan para pendukung Barca paska setelah menelan kekalahan telak atas Real Madrid 3-1 di laga El Clasico edisi Minggu, 16/10 di Stadion Santiago Bernabeu.

Joan Laporta mengatakan, jika ia ingin secepatnya menginvestasikan beberapa ratus juta euro lagi ke klub untuk melakukan transformasi di lapangan.

Menurut Joan Laporta, Barcelona sekarang dianggap seperti larva yang buruk dan tidak menarik menjadi kupu-kupu yang indah. 

Sehingga transformasi adalah kunci utama agar metamorfosis berjalan dengan baik, sehingga Barcelona dapat semakin kuat dan kembali dikagumi oleh banyak orang di dunia.


Namun, setiap ingin melakukan transformasi Barcelona selalu mengalami masalah efek kupu-kupu, dalam artian setiap ada hal yang baru baik itu perubahan strategi, adanya pemain cedera atau adanya pemain baru tambah.  

Maka, Barcelona selalu mengalami kebingungan besar dan selanjutnya menjadi amburadul akibat perubahan kecil yang terjadi di dalam tim. 

Efek kupu-kupu memiliki arti suatu tindakan atau perubahan kecil dapat menyebabkan pengaruh buruk besar yang tidak terduga nantinya. Bahkan efek kupu-kupu dapat mengubah hidup seseorang atau kelompok.

Barca memiliki banyak pemain berkualitas di starter utama, namun jika salah satu dari mereka absen bermain maka permainan Barcelona akan amburadul.

Hal ini yang membuat pusing pelatih Xavi Hernandez dalam meracik komposisi saat berhadapan dengan tim lainnya, para pemain Blaugrana juga sangat kesulitan setiap melakukan rotasi di lapangan. Kesannya, mereka tidak ingin bermain jika tidak di posisi yang diinginkannya.

Saat ini tim asuhan Xavi sedang mengalami keterpurukan dan beberapa pemain mengalami cedera, disamping itu ada tugas berat di liga Champions dimana mereka terancam terdegradasi ke Piala Eropa.

Pertanyaannya apakah Barca bisa meraih minimal 6 poin dalam 2 laga terakhir? Bagaimanapun Barca harus bermain menang di dua laga terakhir liga Champions.

Ini adalah tugas yang sangat sulit mengingat lawan Barcelona merupakan tim-tim tangguh di grup C liga Champions, harus ada perubahan taktis untuk di dua laga tersisa.

Xavi Hernandez sedang memberikan isyarat kepada para pemain Belarcelona dari pinggir lapangan | (foto: bola.kompas.com)
Xavi Hernandez sedang memberikan isyarat kepada para pemain Belarcelona dari pinggir lapangan | (foto: bola.kompas.com)

Bagaimanapun Xavi harus memutar otak untuk mendapatkan komposisi pemain yang tangguh, agar bisa mengimbangi bahkan mengalahkan permainan lawan.

Melawan Bayern Munich adalah perkara yang sangat berat, apalagi permainan Munich sangat baik di liga Champions dan di Bundesliga. Jika mereka berhasil menjinakkan Bayern Munich maka tinggal mengatasi Viktoria Plzen di pertandingan terakhir penyisihan grup C.

Di satu sisi, Joan Laporta mengaku jika Barca telah banyak kehilangan pendapatan hingga 100 juta euro, berbicara finansial pasti akan mempengaruhi semua rencana klub.

Misi yang harus dilakukan Joan Laporta adalah pemulihan keuangan klub asal Catalan ini, sehingga mereka bisa berbelanja pemain di musim depan guna mendongkrak performa tim.

Hasil Barca dalam waktu dekat akan bergantung sepenuhnya pada bagaimana cara Xavi menanggapi para pemain saat ini. 

Sepertinya Xavi akan menggunakan Garcia dan Christensen di lini pertahanan tengah. Ini mungkin menurut saya pasangan bek tengah yang terbaik saat ini di Barcelona. 

Garcia sangat dipuji Xavi atas sikap latihannya yang pantang mundur. Namun, pemain berusia 21 tahun itu memiliki postur kurang ideal di lini pertahanan dan jika dinaikkan sebagai gelandang tidak ada yang bisa digantikan. 

Alasannya Barcelona memiliki gelandang rata-rata berkualitas, meskipun demikian kemungkinan besar Garcia akan tampil sebagai tabdem Christensen.

Pique masih cukup bagus untuk Xavi membangun pertahanan Barca di sekitar bek tengah. Kemauannya untuk bertarung, kemampuannya membaca permainan, kemampuannya mengoper bola dari belakang membuat ia layak menjadi starter utama.

Xavi juga sangat mengenal Pique saat bersama-sama menggunakan seragam Blaugrana, jadi posisi Pique tidak akan tergeserkan di line-up Barcelona.

Pertanyaan Pique adalah dapatkah dia mengatasi obsesi media baru-baru ini setelah berpisah dari istrinya Shakira untuk mempertahankan fokus di lapangan? Waktu akan menjawab semua pertanyaan ini.

Barcelona harus bisa menghapus efek kupu-kupu yang saai ini sedang menghantui mereka, bermain aktif dan disiplin kemungkinan akan menjadi kunci keberhasilan Barcelona dalam menghadapi setiap lawannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun